Grup FB Fans Page
Google Yahoo
Berry Didit Yuliza Dedy Dwinda
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 16 Juli 2011

Sepuluh Sahabat Yang Dijamin Masuk Surga

“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang petama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridho kepada mereka dengan mereka dan mereka ridho kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang agung.” (Qs At-Taubah : 100)
Berikut ini 10 orang sahabat Rasul yang dijamin masuk surga (Asratul Kiraam).

1. Abu Bakar Siddiq ra.
Beliau adalah khalifah pertama sesudah wafatnya Rasulullah Saw. Selain itu Abu bakar juga merupakan laki-laki pertama yang masuk Islam, pengorbanan dan keberanian beliau tercatat dalam sejarah, bahkan juga didalam Quran (Surah At-Taubah ayat ke-40) sebagaimana berikut : “Jikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang (Rasulullah dan Abu Bakar) ketika keduanya berada dalam gua, diwaktu dia berkata kepada temannya:”Janganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita”. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” Abu Bakar Siddiq meninggal dalam umur 63 tahun, dari beliau diriwayatkan 142 hadiets.

2. Umar Bin Khatab ra.
Beliau adalah khalifah ke-dua sesudah Abu Bakar, dan termasuk salah seorang yang sangat dikasihi oleh Nabi Muhammad Saw semasa hidupnya. Sebelum memeluk Islam, Beliau merupakan musuh yang paling ditakuti oleh kaum Muslimin. Namun semenjak ia bersyahadat dihadapan Rasul (tahun keenam sesudah Muhammad diangkat sebagai Nabi Allah), ia menjadi salah satu benteng Islam yang mampu menyurutkan perlawanan kaum Quraish terhadap diri Nabi dan sahabat. Dijaman kekhalifaannya, Islam berkembang seluas-luasnya dari Timur hingga ke Barat, kerajaan Persia dan Romawi Timur dapat ditaklukkannya dalam waktu hanya satu tahun. Beliau meninggal dalam umur 64 tahun karena dibunuh, dikuburkan berdekatan dengan Abu Bakar dan Rasulullah dibekas rumah Aisyah yang sekarang terletak didalam masjid Nabawi di Madinah.

3. Usman Bin Affan ra.
Khalifah ketiga setelah wafatnya Umar, pada pemerintahannyalah seluruh tulisan-tulisan wahyu yang pernah dicatat oleh sahabat semasa Rasul hidup dikumpulkan, kemudian disusun menurut susunan yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw sehingga menjadi sebuah kitab (suci) sebagaimana yang kita dapati sekarang. Beliau meninggal dalam umur 82 tahun (ada yang meriwayatkan 88 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

4. Ali Bin Abi Thalib ra.
Merupakan khalifah keempat, beliau terkenal dengan siasat perang dan ilmu pengetahuan yang tinggi. Selain Umar bin Khatab, Ali bin Abi Thalib juga terkenal keberaniannya didalam peperangan. Beliau sudah mengikuti Rasulullah sejak kecil dan hidup bersama Beliau sampai Rasul diangkat menjadi Nabi hingga wafatnya. Ali Bin Abi Thalib meninggal dalam umur 64 tahun dan dikuburkan di Koufah, Irak sekarang.

5. Thalhah Bin Abdullah ra.
Masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar Siddiq ra, selalu aktif disetiap peperangan selain Perang Badar. Didalam perang Uhud, beliaulah yang mempertahankan Rasulullah Saw sehingga terhindar dari mata pedang musuh, sehingga putus jari-jari beliau. Thalhah Bin Abdullah gugur dalam Perang Jamal dimasa pemerintahan Ali Bin Abi Thalib dalam usia 64 tahun, dan dimakamkan di Basrah.

6. Zubair Bin Awaam
Memeluk Islam juga karena Abu Bakar Siddiq ra, ikut berhijrah sebanyak dua kali ke Habasyah dan mengikuti semua peperangan. Beliau pun gugur dalam perang Jamal dan dikuburkan di Basrah pada umur 64 tahun.

7. Sa’ad bin Abi Waqqas
Mengikuti Islam sejak umur 17 tahun dan mengikuti seluruh peperangan, pernah ditawan musuh lalu ditebus oleh Rasulullah dengan ke-2 ibu bapaknya sendiri sewaktu perang Uhud. Meninggal dalam usia 70 (ada yang meriwayatkan 82 tahun) dan dikuburkan di Baqi’.

8. Sa’id Bin Zaid
Sudah Islam sejak kecilnya, mengikuti semua peperangan kecuali Perang Badar. Beliau bersama Thalhah Bin Abdullah pernah diperintahkan oleh rasul untuk memata-matai gerakan musuh (Quraish). Meninggal dalam usia 70 tahun dikuburkan di Baqi’.

9. Abdurrahman Bin Auf
Memeluk Islam sejak kecilnya melalui Abu Bakar Siddiq dan mengikuti semua peperangan bersama Rasul. Turut berhijrah ke Habasyah sebanyak 2 kali. Meninggal pada umur 72 tahun (ada yang meriwayatkan 75 tahun), dimakamkan di baqi’.

10. Abu Ubaidillah Bin Jarrah
Masuk Islam bersama Usman bin Math’uun, turut berhijrah ke Habasyah pada periode kedua dan mengikuti semua peperangan bersama Rasulullah Saw. Meninggal pada tahun 18 H di urdun (Syam) karena penyakit pes, dan dimakamkan di Urdun yang sampai saat ini masih sering diziarahi oleh kaum Muslimin.

Read More - Sepuluh Sahabat Yang Dijamin Masuk Surga

Mengamalkan Teori Ukhuwah

Berbicara ukhuwah memang tidak sekedar teori melainkan nilai-nilai mulia yang mesti diimplementasikan dengan jiwa besar. Karena ia bukan hanya ucapan melainkan ia adalah amalan. Bahkan bukan sekedar amalan biasa tetapi amalan yang dikaitkan dengan kondisi keimanan pelakunya.

Seorang teman saya pernah menceritakan keheranannya terhadap teman-teman pengajiannya. “Saya bingung pada mereka, guru mereka ada di rumah sakit sudah beberapa pekan, namun mereka belum mengunjungi juga”, keluh teman tadi. “Apa anda tidak mengingatkan mereka tentang keadaan guru kalian”, ungkap saya. “Tidak tahulah saya pada mereka. Sepertinya mereka sibuk sekali pada urusannya masing-masing”, jawabnya lirih. “Apakah sesibuk itu mereka hingga seredup itu perasaan kemanusiaannya”, selidik saya.

Lain waktu saya berkesempatan mengunjungi rumah seorang teman sambil membawa sedikit bingkisan. Rupanya dia sangat gembira sekali dengan kunjungan saya ini. “Saya bersyukur sekali hari ini. Pertama, mendapatkan kunjungan dari antum, setelah lama tidak ada teman yang mengunjungi saya. Rasanya saya seperti terlempar dari pergaulan teman-teman. Tapi dengan kunjungan ini saya merasa ditarik kembali. Kedua, antum membawa bingkisan. Barang kali bingkisan itu kecil nilainya tapi sangat berarti bagi saya. Karena sudah beberapa hari keluarga saya hanya memakan ubi-ubian”. Paparnya. Saya terharu sekali mendengarkan pemaparan yang memilukan itu. Timbul pertanyaan besar: Kemana teman-temannya?

Pengalaman di atas sebenarnya mungkin banyak sekali kita jumpai dengan beraneka ragam cerita. Semuanya akan berujung pada tanda tanya, sebegitu redupkah tali persaudaraan yang kita miliki saat ini. Sebegitu keringkah telaga ukhuwah sesama aktivis dakwah.

Keadaan ini menjadi perhatian dalam diri saya apakah ini sebuah fenomena ataukah kasuistik saja. Memang kita harus akui bahwa kekeringan ruhaniyah di hati kader akan berakibat kekeringan dalam muamalah antar mereka. Muamalah yang kering merupakan preseden buruk bagi pembentukan opini publik tentang manisnya ukhuwah Islam. Serta buramnya potret keindahan tatanan dan perilaku masyarakat Islam di masa lalu bila dipraktekkan pada zaman kiwari.

Potret ukhuwah islamiyah yang telah dilakoni para pendahulu menggores kesan mendalam yang teramat indah bagi peradaban manusia. Bagaimana tidak, seseorang rela mati demi saudaranya. Mereka lebih memilih lapar bagi dirinya daripada saudaranya yang lapar. Mereka lebih mendahulukan kepentingan orang lain dari kepentingan diri mereka sendiri meskipun mereka teramat membutuhkannya. Mereka sangat menjaga kehormatan dirinya ketimbang harus menjadi orang yang rakus lagi terhina.

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum kedatangan mereka (kaum Muhajirin) mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keingan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (kaum Muhajirin) dan mereka mengutamakan orang-orang Muhajirin atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan apa yang mereka berikan itu. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Al-Hasyr: 9)

Berbicara ukhuwah memang tidak sekedar teori melainkan nilai-nilai mulia yang mesti diimplementasikan dengan jiwa besar. Karena ia bukan hanya ucapan melainkan ia adalah amalan. Bahkan bukan sekedar amalan biasa tetapi amalan yang dikaitkan dengan kondisi keimanan pelakunya.
Iman Landasan Persaudaraan Islam
Ukhuwah islamiyah tidaklah sama dengan cita rasa humanisme seperti yang dipahami banyak orang. Sehingga mereka melakukan suatu kebaikan lantaran faktor humanisme, tidak dikaitkan dengan nilai-nilai moralitas yang tertanam dari benih ideologi samawiyah. Akan tetapi ukhuwah islamiyah merupakan manivestasi keimanan pelakunya. Keimanan yang stabil senantiasa memproduk amal khairiyah dan merealisasikannya dalam bentuk nyata tatkala bermuamalah dengan banyak manusia, sebaliknya keimanan yang labil dapat menghambat produktivitas amal tersebut.
Hubungan personal ketika bermuamalah pada sesama muslim memang tidak diikat pada simpul-simpul kesatuan aktivitas manusia dalam kesehariannya. Mereka tidak disatukan karena motivasi materi, kesukuan, kondisi temporer yang mereka alami. Melainkan hubungan mereka diikat oleh keimanan. Keimananlah yang menjadi pijakan muamalah mereka. Keimanan ini melandasi hubungan mereka yang teramat indah itu. Wihdatul aqidah itulah jawabannya. Menjadi kewajiban setiap kader untuk membangun bangunan keimanan yang kokoh agar dapat merefleksikannya dalam berinteraksi antar sesama.
Ketika banyak orang mengaitkan sikap persaudaraan pada nasab, kesukuan, kedaerahan serta ashabiyah lainnya. Rasulullah SAW. menepisnya dengan mengatakan: “Salman adalah keluargaku”.
Nyata betul prinsip Islam ini. Tidak tidak dapat dibatasi oleh dinding setebal apapun. Karena keimanan yang menjadi landasannya juga tidak dapat dibatasi oleh batasan apapun. Karena itu pancaran persaudaran berasal dari cahaya keimanan si pemiliknya.
Kepekaan Ukhuwah
Keimanan yang selalu bersinar terang akan menyalakan kepekaan ukhuwah. Hasasiyah ukhuwah ini akan semakin dinamis bila dilakukan dua arah. Sehingga semua pihak menahan diri untuk hanya menikmati ukhuwah orang lain. Akan tetapi masing-masing pihak berupaya untuk dapat menyenangkan khalayak sekitarnya. Menjadi kepuasan bagi dirinya apabila kelebihannya dapat dicicipi oleh banyak orang.
Lihatlah sejarah manusia-manusia pilihan yang telah mengukir indahnya peradaban orang-orang yang beriman. Mereka tidak bakhil pada orang lain akan kelebihan dirinya. Mereka tidak pula celamitan pada kebaikan orang lain. Mereka merasa bahagia apabila orang lain merasakan kebaikannya. Dan mereka terhina apabila orang lain terepotkan lantaran dirinya.
Pagi-pagi Rasulullah SAW. tersenyum melihat seorang sahabat yang telah membuktikan sikap ukhuwahnya pada saudaranya yang lain. Beliau mendapatkan informasi bahwa sahabat tersebut menjamu tamunya dengan hidangan yang diperuntukkan keluarganya. Agar tamunya berselera menyantap hidangannya, dia matikan lampu rumah sehingga makanan yang disajikan tidak tampak pada sang tamu. Hal itu dilakukan untuk menghilangkan rasa sungkan tamunya untuk menyantap makanan tersebut. Lantaran porsi hidangan yang tersedia hanya cukup untuk seorang. Untuk menyenangkan hati tamunya, tuan rumah berpura-pura sedang menyantap makanan tersebut bersama-sama dengan lahap. Sikap inilah yang mendapatkan senyuman malaikat dan membuat senang hati Rasulullah SAW.



Juga ketika Rasulullah SAW. membangun Madinah sebagai sentral aktivitas muslim, beliau mempersaudarakan sahabat Muhajirin dan Anshar. Di antaranya Abdurrahman bin Auf RA. dipersaudarakan dengan Saad bin Rabi’i RA. Dengan hati yang tulus Saad bin Rabi’ mengatakan: “Aku memiliki beberapa perniagaan silahkan ambil yang kau cenderungi. Dan aku mempunyai beberapa isteri silahkan lihat mana yang menarik hatimu. Akan aku ceraikan dia dan nikahilah setelah selesai masa iddahnya”. “Semoga Allah senantiasa memberkahi dirimu dan keluargamu, terima kasih atas penawaranmu. Akan tetapi lebih baik bagiku tunjukkanlah padaku dimana pasar?” Jawab Abdurrahman bin Auf RA.
Betapa manisnya kehidupan orang-orang yang beriman. Mereka dapat memposisikan dirinya secara tepat. Mereka dapat merasakan kesusahan dan kebahagiaan saudaranya. Mereka tahu betul apa yang mesti dilakukan untuk orang lain. Mereka merasa bersedih apabila tidak mampu berbuat banyak untuk orang lain.
Read More - Mengamalkan Teori Ukhuwah

Rabu, 13 Juli 2011

Pay It Forward

Hagia, kamu sudah pernah nonton film “PAY IT FORWARD” belum?” Tanya pak Mursyid “Kamu harus nonton film itu karena didalma film itu memiliki semangat yang sama dengan surat Adh-Dhuha” kata pak Mursyid lagi.

“Emangnya ada apa sih dengan film itu Pak ?” Tanya Hagia Penasaran. “Bila kamu dapat nikmat dari Allah SWT, sebarkanlah pada manusia yang membutuhkannya, ini bukan hasil dari pemikiran saya. Sebuah hadis Qudsi menceritakan kemestian ini dengan jelas. Pada hari kiamat nanti, Allah akan berkata kepada hambanya, “Wahai hamba-hambaku, dahulu aku lapar,engkau tidak memberikan makan padaku; dahulu aku sakit, engkau tidak menjengukku; dahulu aku telanjang, engkau tidak memberikan pakaian padaku! ”Mendengar perkataan ini, hamba-hambanya bertanya, “Tuhan bagaimana mungkin aku melakukan semua itu sedang aku semua tuhan semesta alam?” Allah menjawab, “Dahulu ada hambaku yang sakit, sekiranya kau jenguk dia, kau akan temukan aku di situ. Dahulu ada hambaku yang lapar, sekiranya kau beri makanan pada dia, engkau akan temukan aku disitu. Dahulu ada hambaku yang telanjang, sekiranya kauberikan pakaian kepadanya, engkau akan temukan aku disitu.”

“Sekarang bisa tidak bapak menceritakan tentang film itu?” taanya Hagi masih penasaran. “Ya akan saya ceritakan agar kamu lebih paham lagi” jawab pak Mursyid.

“Ada seorang anak kecil, kira-kira ia masih duduk dikelas VI SD, ia hidup sebagai anak yatim. Ayahnya sih masih ada, hanya saja Ayahnya begitu kejam dan kasar. Ayahnya sering memukuli ibunya, dan gak peduli pada anaknya.

Di sekolah, ia bertemu dengan guru yang nyentrik . Pak Guru ini memiliki kulit wajah aneh, seperti terbakar. Dari pak gurunya inilah di mendapatkan tugas PROYEK SEUMUR HIDUP yang gak pernah terlupakan. Proyeknya adalah PAY IT FORWARD. Ia akan memberikan pertolongan pada orang lain, dan orang itu harus membalasnya pada 3 orang lainnya.

Proyek Pertama adalah seorang gelandangan. Saat itu ia sedang naik sepeda dan bertemu dengan seorang gelandangan. Gelandangan itu lalu di beri roti dan minum. Lalu gelandangan itu dibawa kerumahnya. Ia memberinya pakaian baru dan memaksa ibunya untuk mencarikan gelandangan tersebut pekerjaan. Pada awalnya sang ibu menolak, namun sang anak benar-benar gigih dan akhirnya gelandangan itu mendapatkan pekerjaan. Pada mulanya sang gelandangan itu labil, ia ingin kembali hidup seenaknya, namun ia merasa malu pada anka kecil yang telah menolongnya. Dan ia mulai mencoba memperbaiki hidupnya.

Proyek kedua adalah Pak guru dan ibunya sendiri. Ia tahu bahwa pak gurunya itu seorang yang baik hati dan belum pernah menikah. Pak gurunya malu dengan bekas luka wajahnya yang terbakar, makanya memutuskan untuk tidak berhubungan dengan wanita mana pun. Satu sisi, anak itu juga tau bahwa ibunya membutuhkan suami yang memberinya kasih sayang, namun ibunya kehilangan kepercayaan pada semu laki-laki. Ia piker, pak gurunya harus diberi rasa percaya diri bahwa ia bisa berhubungan dengan wanita. Wajahnya tidaklah begitu menakutkan. Maka diaturlah pertemuan antara pak guru dan ibunya. Mulanya, mereka saling salah paham, lama kelamaan mereka berdua benar-benar jatuh cinta.

Proyek ketiga adalah Teman sekelasnya yang bertubuh kecil. Teman sekelasnya ini selalu saja dipukuli, dan diperas oleh anak nakal di sekolahnya. Ia sering menyaksikan temannya itu dipukuli dan dikeroyok. Sang anak ingin membantu, namun ia merasa takut. Sampai suatu ketika, sang anak harus bisa memberikan pertolongan YANG BISA MENGUBAH. Ia membela temannya yang sedang dikeroyok, padahal ia gak bisa berkelahi. Tindakan nekadnya ini membuat ia tertusuk pisau belati dan mati.

Nah, Pertolongan YANG BISA MENGUBAH adalah pertolongan terhadap apa yang berpengaruh pada cara hidup sesorang.” Kata pak Mursyid menjelaskan.


JANGAN MEMINTA BALASAN

“Biasanya kamu akan merasa berjasa jika sudah memberikan pertolongan pada orang lain, Misaknya kamu menolong temanmu. Pada mulanya temanmu itu merasa berhutang budi padamu. Suatu ketika kamu punya permintaan padanya. Eh….ternyata ia menolak keinginanmu. Biasanya kamu pada saat itu akan menyebut-nyebut jasamu dulu. “Eh… kamu kok gitu, padahal dulu akulah yang menolongmu………” Nah… yang seperti ini dilarang oleh Al-Qur’an. Kamu justru harus melupakan pertolongnmu itu.

Pada permainan PAY IT FORWARD, kamu diajari cara melupakan yang produktif. Jasamu pada orang lain lupakan saja dengan cara memberi pesan pada orang itu. “Jangan membalas jasa padaku, balaslah jasaku pada 3 orang lain yang benar-benar memberimu pertolongan, sebarkanlah pada 3 orang yang lain.” Jelas pak Mursyid lagi.

Sumber
Read More - Pay It Forward

Hikayat Pedagang dan 4 Orang Istri

isah ini saya peroleh ketika saya mengikuti kegiatan mentoring di kampus. Kisahnya sungguh menyentuh dan menggugah hati. berikut kisahnya...

Alkisah, di suatu negeri hiduplah seorang pedagang yang sangat kaya raya. Tiada satu orang pun di negeri itu yang tidak mengenal dirinya. Sang pedagang mempunyai empat orang istri yang sangat cantik cantik. Hanya saja ia kurang memperhatikan istrinya yang pertama. Sehingga istrinya yang pertama sangat kurus dan tak terawat. Namun demikian istri pertama tetap setia kepada suaminya.

Suatu hari, di saat sang saudagar menghadapi sakratul maut, ia memanggil istri istrinya. Kemudian bertanya pada istri ke empat. "Wahai istriku, maukah engkau menemaniku di alam kubur?" kemudian istri keempat menjawab, "Tidak, aku hanya akan memandikan dan mengkafani mu saja" kemudian istri keempat itu pun pergi.

Lalu sang pedagang bertanya lagi pada istri ke tiga dengan pertanyaan yang sama, istri ke tiganya menjawab "Tidak, aku hanya akan mengantarkanmu sampai ke pemakan" kemudian ia pun pergi.

Lalu pedagang bertanya lagi pada istri ke dua dengan pertanyaan yang sama, namun jawabannya lagi lagi tidak, "Tidak, aku hanya akan menguburkanmu" kemudian ia pun pergi seperti istri istri lainnya.

Sang pedagang pun menyesali dirinya sendiri, istrinya yang dulu di sayang nya tidak mau menemaninya satu orang pun. Tiba tiba istri pertamanya masuk ke dalam kamar sang pedagang dan berkata "Aku akan menemanimu di alam kubur". Sang pedagang pun terkejut melihat siapa yang berbicara itu, ya itulah istri pertamanya, istri yang bahkan telah dilupkaannya tapi sang istri tetap setia kepadanya. Pedagang itu kembali menyesali nasibnya, "maafkan aku, akku telah menyia nyiakan dirimu, lihatlah dirimu, dirimu begitu kurus dan tak terawat" tangis sang pedagang.
****
Sahabatku, lalu apakah makna yang dapat kita petik dari hikayat tersebut ? istri keempat pedagang tersebut diibaratkan dengan harta dan kekuasaan kita, rumah, mobil, tanah, semuanya akan kita tinggalkan. semuanya itu hanya akan di gunakan untuk membiayai pengurusan jenazah kita, mulai dari pemandian sampai pengentaran kita ke pemakaman

Istri ke tiga, diibaratkan sebagai karib kerabat, teman, sahabat, rekan kerja, handai taulan yang akan mengantarkan kita sampai ke pemakaman. Dan setelah pemakaman selesai, mereka semua akan meninggalkan kita sendirian.
Istri ke dua, adalah saudara saudara kita, anak, kakak, adik, orang tua. merekalah yang akan menguburkan kita. dan setelah selesai menguburkan kita mereka juga akan pergi meninggalkan kita sendiri.

Sedangkan istri pertama yang bersedia menemani sang pedagang di alam kubur, itulah amal perbuatan kita selama di dunia. sehat atau tidak, kurus atau gemuknya amalan yang akan menemani kita kelak di alam kubur hanyalah tergantung kepada apa yang kita lakukan di muka bumi ini, jika kita enggan berbuat baik, maka amalan yang kurus dan sakitlah yang akan menemani kita di alam kubur kelak, dan sebaliknya, jika kita senantiasa berbuat baik maka amalan yang sehat dan gemuklah yang akan menemani kita di alam kubur kelak.
Semoga kita selalu berada di jalan yang benar sesuai dengna tuntunan Allah SWT. Amin...

Sumbernya
Read More - Hikayat Pedagang dan 4 Orang Istri
 
>> >>Terima Kasih Telah Mengunjungi Website ResmiRohis SMAN 10 Pekanbaru™ , Di Sini Insya Allah Sahabat Akan Mendapatkan Berbagai Macam Ilmu dan Informasi yang Bermanfaat Seputar Islam dan Seputar Rohis SMAN 10 Pekanbaru || Kritik, Komentar dan Saran dari Sahabat Sekalian Sangat Kami Butuhkan Agar Rohis SMAN 10 Pekanbaru™ Menjadi Lebih Baik Kedepannya || Kami adalah Mata Air Kebangkitan Islam ||<< <<
Copyright © 2010 - All right reserved | designed by Berry Hardisakha | Published by Didit Rinjano
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.

Selamat Datang di Rohis SMAN 10 Pekanbaru

Terimakasih telah mengunjungi web Ro-X. Web ini di buat dengan tujuan agar orang lain dapat mengetahui tentang agenda agenda kami. Kritik dan saran dari sahabat sangat kami harapakan agar web Ro-X dapat berkembang lebih baik lagi ^_^v Kami Adalah Mata Air Kebangkitan Islam

Sekilas Tentang Ro_X

Ro-X mempunyai Visi : (1). Menjadikan jiwa-jiwa yang beriman dan selalu bertaqwa kepada Allah SWT. (2). Menjadikan pemuda islam yang tangguh dan mempunyai nilai kompetensi yang tinggi. (3). Menyebarkan nilai-nilai islam melalui pribadi muslim yang tangguh. Sedangkan Misi Ro_X : Menjadikan Ro_X sebagai wadah untuk membentuk kepribadian siswa/i muslim yang baik dari segi spritual, emosional maupun intelektual Ro-X juga mempunyai agenda, antara lain : Mentoring, Mukhoyam, TDF (Training Da'wah Fardiyah), Rihlah/Hiking, Keputrian, Muharram Fair, Open House, Nasyid, Mading, Teater, LDK, Teafort dan Mabit.

Info