Grup FB Fans Page
Google Yahoo
Berry Didit Yuliza Dedy Dwinda

Senin, 30 Mei 2011

Bangga Menjadi Anak Rohis

Muslim Muda…Dakwah adalah aktivitas menyeru manusia kepada Allah Subhanahu Wata’ala dengan hikmah dan pelajaran yang baik dengan harapan agar objek dakwah yang kita dakwahi beriman kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan mengingkari thagut (semua yang di sembah selain Allah) sehingga mereka keluar dari kegelapan jahiliyah menuju cahaya Islam.
Muslim Muda…Aktivitas dakwah bukan hanya kerjaan para Kiyai, Ustadz dan ulama. Tapi kita semua termasuk orang yang harus tetap bersemangat dalam dakwah. ROHIS merupakan salah satu jalan dakwah tersebut, jadi pantaslah anak-anak rohis itu bangga dengan aktivitasnya. Selain itu karena :
1.Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam
Begitu bangganya kita jika kegiatan dakwah ini dilakukan, karena itu berarti kita melanjutkan tugas manusia termulia di muka bumi ini
Katakanlah (Hai Muhammad): “Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf (12): 108).

2.Amalan Terbaik
Bangga banget kalau kita memiliki amalan terbaik dan dakwah adalah yang terbaik itu
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (Fushilat (41): 33).
3.Mendapatkan bonus pahala
Begitu bangganya kita mendapatkan bonus pahala, apatah lagi pahalnya terus-menerus mengalir walaupun kita dah meninggal.
Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda “Barangsiapa yang mengajak menuju hidayah maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tapi tanpa mengurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka.(HR. Muslim)
4.Didoakan oleh semua makhluk di langit dan di bumi
Bangga sekaligus terharu mendapatkan doa dari semua makhluk
Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- bersabda“Sesungguhnya para malaikat, serta semua penduduk langit-langit dan bumi, sampai semut-semut di sarangnya, mereka semua bershalawat atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. At-Tirmizi)
Patut buat kalian anak ROHIS untuk bangga dengan profesi kalian.

Sumber : www.rumahrohis.com
Read More - Bangga Menjadi Anak Rohis

Kamis, 26 Mei 2011

Penolong Misterius

Ketika senja telah turun mengganti siang dengan malam, seorang laki-laki bergegas mengambil air wudhu. Memenuhi panggilan adzan yang bergaung indah memenuhi angkasa.

"Allahu Akbar!" suara lelaki itu mengawali shalatnya.

Khusyuk sekali ia melaksanakan ibadah kepada Allah. Tampak kerutan di keningnya bekas-bekas sujud. Dalam sujudnya, ia tenggelam bersama untaian-untaian do'a. Seusai sholat, lama ia duduk bersimpuh di atas sajadahnya. Ia terpaku dengan air mata mengalir, memohon ampunan Allah.

Dan bila malam sudah naik ke puncaknya, laki-laki itu baru beranjak dari sajadahnya.

"Rupanya malam sudah larut...,"bisiknya.

Ali Zainal Abidin, lelaki ahli ibadah itu berjalan menuju gudang yang penuh dengan bahan-bahan pangan. Ia pun membuka pintu gudang hartanya. Lalu, dikeluarkannya karung-karung berisi tepung, gandum, dan bahan-bahan makanan lainnya.

Di tengah malam yang gelap gulita itu, Ali Zainal Abidin membawa karung-karung tepung dan gandum di atas punggungnya yang lemah dan kurus. Ia berkeliling di kota Madinah memikul karung-karung itu, lalu menaruhnya di depan pintu rumah orang-orang yang membutuhkannya.

Di saat suasana hening dan sepi, di saat orang-orang tertidur pulas, Ali Zainal Abidin memberikan sedekah kepada fakir miskin di pelosok Madinah.

"Alhamdulillah..., harta titipan sudah kusampaikan kepada yang berhak,"kata Ali Zainal Abidin. Lega hatinya dapat menunaikan pekerjaan itu sebelum fajar menyingsing. Sebelum orang-orang terbangun dari mimpinya.

Ketika hari mulai terang, orang-orang berseru kegirangan mendapatkan sekarung tepung di depan pintu.

"Hah! Siapa yang sudah menaruh karung gandum ini?!" seru orang yang mendapat jatah makanan.

"Rezeki Allah telah datang! Seseorang membawakannya untuk kita!" sambut yang lainnya.

Begitu pula malam-malam berikutnya, Ali Zainal Abidin selalu mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin. Dengan langkah mengendap-endap, kalau-kalau ada yang memergokinya tengah berjalan di kegelapan malam. Ia segera meletakan karung-karung di muka pintu rumah orang-orang yang kelaparan.

"Sungguh! Kita terbebas darikesengsaraan dan kelaparan! Karena seorang penolong yang tidak diketahui!" kata orang miskin ketika pagi tiba.

"Ya! Semoga Allah melimpahkan harta yang berlipat kepada sang penolong...," timpal seorang temannya.

Dari kejauhan, Ali Zainal Abidin mendengar semua berita orang yang mendapat sekarung tepung. Hatinya bersyukur pada Allah. Sebab, dengan memberi sedekah kepada fakir miskin hartanya tidak akan berkurang bahkan, kini hasil perdagangan dan pertanian Ali Zainal Abidin semakin bertambah keuntungan.

Tak seorang pun yang tahu dari mana karung-karung makanan itu? Dan siapa yang sudah mengirimkannya?

Ali Zainal Abidin senang melihat kaum miskin di kotanya tidak mengalami kelaparn. Ia selalu mencari tahu tentang orang-orang yang sedang kesusahan. Malam harinya, ia segera mengirimkan karung-karung makanan kepada mereka.

Malam itu, seperti biasanya, Ali Zainal Abidin memikul sekarung tepung di pundaknya. Berjalan tertatih-tatih dalam kegelapan. Tiba-tiba tanpa di duga seseorang melompat dari semak belukar. Lalu menghadangnya!

"Hei! Serahkan semua harta kekayaanmu! Kalau tidak...," orang bertopeng itu mengancam dengan sebilah pisau tajam ke leher Ali Zainal Abidin.

Beberapa saat Ali terperangah. Ia tersadar kalau dirinya sedang di rampok. "Ayo cepat! Mana uangnya?!" gertak orang itu sambil mengacungkan pisau.

"Aku...aku...," Ali menurunkan karung di pundaknya, lalu sekuat tenaga melemparkan karung itu ke tubuh sang perampok. Membuat orang bertopeng itu terjengkang keras ke tanah. Ternyata beban karung itu mampu membuatnya tak dapat bergerak. Ali segera menarik topeng yang menutupi wajahnya. Dan orang itu tak bisa melawan Ali.

"Siapa kau?!" tanya Ali sambil memperhatikan wajah orang itu.

"Ampun, Tuan....jangan siksa saya...saya hanya seorang budak miskin...,"katanya ketakutan.

"Kenapa kau merampokku?" Tanya Ali kemudian.

"Maafkan saya, terpaksa saya merampok karena anak-anak saya kelaparan," sahutnya dengan wajah pucat.

Ali melepaskan karung yang menimpa badan orang itu. Napasnya terengah-engah. Ali tak sampai hati menanyainya terus.

"Ampunilah saya, Tuan. Saya menyesal sudah berbuat jahat..."

"Baik! Kau kulepaskan. Dan bawalah karung makanan ini untuk anak-anakmu. Kau sedang kesusahan, bukan?" kata Ali.

Beberapa saat orang itu terdiam. Hanya memandangi Ali dengan takjub.

"Sekarang pulanglah!" kata Ali.

Seketika orang itu pun bersimpuh di depan Ali sambil menangis.

"Tuan, terima kasih! Tuan sangat baik dan mulia! Saya bertobat kepada Allah...saya berjanji tidak akan mengulanginya," kata orang itu penuh sesal.

Ali tersenyum dan mengangguk.

"Hai, orang yang tobat! Aku merdekakan dirimu karena Allah! Sungguh, Allah maha pengampun." Orang itu bersyukur kepada Allah. Ali memberi hadiah kepadanya karena ia sudah bertobat atas kesalahannya.

"Aku minta, jangan kau ceritakan kepada siapapun tentang pertemuanmu denganku pada malam ini...," kata Ali sebelum orang itu pergi." Cukup kau doakan agar Allah mengampuni segala dosaku," sambung Ali.

Dan orang itu menepati janjinya. Ia tidak pernah mengatakan pada siapa pun bahwa Ali-lah yang selama ini telah mengirimkan karung-karung makanan untuk orang-orang miskin.

Suatu ketika Ali Zainal Abidin wafat. Orang yang dimerdekakan Ali segera bertakziah ke rumahnya. Ia ikut memandikan jenazahnya bersama orang-orang.

Orang-orang itu melihat bekas-bekas hitam di punggung di pundak jenazah Ali. Lalu mereka pun bertanya.

"Dari manakah asal bekas-bekas hitam ini?"

"Itu adalah bekas karung-karung tepung dan gandum yang biasa diantarkan Ali ke seratus rumah di Madinah," kata orang yang bertobat itu dengan rasa haru.

Barulah orang-orang tahu dari mana datangnya sumber rezeki yang mereka terima itu. Seiring dengan wafatnya Ali Zainal Abidin, keluarga-keluarga yang biasa di beri sumbangan itu merasa kehilangan.

Orang yang bertobat itu lalu mengangkat kedua tangan seraya berdo'a," Ya Allah, ampunilah dosa Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Saw.

http://wirausahapesantren.blogspot.com/2010/05/pentingnya-meluruskan-dan-merapatkan.html
Read More - Penolong Misterius

Selasa, 24 Mei 2011

Bagaimana seharusnya kita menggunakan kata “ Insya Allah “

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

B i s m i l l a h i r r a h m a a n i r r a h i i m,

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin, segala pujian kita panjatkan kehadirat Allah SWT, sholawat serta salam semoga tercurah atas junjungan kita Rasulullah SAW, beserta keluarganya, para shahabatnya dan orang2 yang istiqomah dijalan-Nya.

Ikhwan wal akhwat fillah, sahabat facebook rahimakumullah, Allah SWT berfirman didalam QS Al Kahfi, ayat 23 – 24,

SURAT AL KAHFI: 23-24
23. Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu: "Sesungguhnya Aku akan mengerjakan Ini besok pagi,
24. Kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa &
Katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

Sahabat fillah, didalam sebuah buku yang berjudul “ Membangun Ruh Baru ” karangan Musyaffa Abdurrahim.. Teringatkan lagi tentang pentingnya berkata “insya Allah”. Namanya manusia, mungkin kita tahu, bahwa kita boleh saja merencanakan segala sesuatu, memikirkan berbagai hal, menganggap suatu hal sangat sempurna hingga kita berfikir kalau kita sudah mengetahui akhir dari sesuatu, tapi kita sering terlupa bahwa ada Sang Empunya Langit dan Bumi yang berkehendak atas segala sesuatu. Maka tak jarang, kita sesumbar berucap “ya, saya pasti datang”, “oke, Senin saya bereskan pekerjaannya”, atau “sip lah, semuanya gampang diatur…”.

Sebenarnya, seorang Muslim harus memiliki sifat optimis (tafa’ul atau raja’), tapi kita sering terlupa bahwa sifat optimis tadi kudu diimbangi dengan rasa ‘adamul amni min makrillah (tidak merasa aman dari makar Allah / kehendak / ketetapan Allah SWT dan juga khauf (takut). Betapa Allah sudah menciptakan dunia ini dengan segala kesempurnaannya, menciptakan segala sesuatu berpasangan, tentunya agar semuanya seimbang.

Ada satu kisah yang menggambarkan betapa pentingnya berkata “insya Allah”. Suatu hari, Rasulullah saw.ditanyai oleh kafir Quraisy tentang tiga hal:

Bagaimana kisah ashabul kahfi ? Bagaimana kisah Dzul Qarnain ? Apa yang dimaksud dengan ruh?
Mendapati pertanyaan tersebut, Rasulullah saw.menjawab, “Besok akan saya ceritakan dan saya jawab”. Ada satu hal penting yang terlewat, beliau lupa mengucapkan insya Allah. Akibatnya, wahyu yang biasanya turun kepada beliau setiap mendapati masalah, tertunda selama 15 hari. Sedangkan kaum Quraisy terus menagih-nagih janji beliau tentang hal yang mereka pertanyakan itu.
Rasulullah saw.sangat sedih kejadian itu. Barulah setelah lima belas hari, Allah menurunkan jawaban atas pertanyaan itu melalui surat Al-KAhfi: 23-24.

“Janganlah kamu sekali-kali mengatakan, ‘Sesungguhnya saya akan melakukan hal ini besok,’ kecuali dengan mengatakan insya Allah.”(QS. Al-Kahfi: 23-24)

Mungkin kita bertanya-tanya, “Bukankah Rasulullah saw.telah diampuni dosanya baik yang telah lalu dan yang akan datang? Lalu, mengapa Allah menghukum Rasulullah saw. sampai sebegitu beratnya??” di buku dijelaskan, bahwa itu semua tujuannya semata-mata 1). Agar bisa menjadi pelajaran untuk kita, manusia, terutama yang hidup jauuh dari zaman ketika Rasulullah masih hidup. Rasulullah saw. Yang paling Allah cintai aja ditegur dengan sangat keras, apalagi kita, manusia biasa yang mungkin keimanan kita masih sangat jauh dari standar. Alasan yang ke 2). Karena Rasulullah saw. Adalah orang yang mempunyai kedekatan dengan Allah. Jadi, di buku disebutkan, ada hal-hal tertentu yang untuk orang-orang abrar (orang yang baik-baik) dinilai sebagai hasanat (kebaikan), namun bagi orang-orang berkelas muqarrab (yang dekat dengan Allah dan menjadi kekasihNya) akan dinilai sebagai suatu sayyiat (keburukan).

Masih ada kisah lain yang ditampilkan di buku. Yang lainnya adalah kisah nabi Sulaiman as, nabi Musa as, dan nabi Ismail as. Semuanya menggambarkan dengan cukup jelas, betapa mengucapkan “insya Allah” merupakan hal yang dinilai oleh Allah sangat urgen. Kita lihat saja tadi, betapa manusia sekelas Rasulullah saw. saja ditegur Allah dengan sangat keras hanya karena lupa mengucap insya Allah.
Nah sahabat facebook fillah, hal itu adalah hal yang mudah, tapi jangan dianggap remeh, karena konsekwensi dari kata “ insyaa Allah “ sangatlah besar.

Namun akhi fillah pada prakteknya, sering kita jumpai orang – orang atau bahkan mungkin diri kita ( marilah kita instropeksi diri ) yang begitu mudahnya mengucapkan kata Insyaa Allah tapi dengan maksud mengingkari, atau dengan tidak ada kesungguhan niat dan tekad utk memenuhi kesanggupan kita akan sesuatu hal. Atau bahkan Cuma mempermainkan saudara kita atau orang lain, yang tentunya hal ini akan membuat orang lain kecewa.

Insyaa Allah...kata - kata yang sering dijadikan kambing hitam untuk basa - basi..mengingkari janji / kesanggupan, astaghfirullahal adziim... padahal insyaa Allah itu harus di ikuti dengan kesungguhan untuk memenuhi janji / kesanggupan, artinya dengan mengucapkan insyaa Allah bearti sdh berjanji 99, 9 % utk memenuhi ke...sanggupan, dan 0,1 % adalah jika Allah mengijinkan. Padahal menyatakan kesanggupan dengan menggunakan kata “ Insyaa Allah “ itu setara / sama dengan Janji, Dan memenuhi janji itu adalah kewajiban seorang mu’min,

“ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah janji - janji itu…” ( QS Al Maaidah ( 5 ) ayat 1 )

Apalagi membawa – bawa Asma Allah SWT, sehingga urusannya tidak lagi dengan sesama manusia saja ( muamalah ) tapi juga akan berurusan dengan Allah SWT, karena kata Insyaa Allah itu bearti sudah melibatkan Allah SWT untuk menjadi saksi atas kesanggupan kita, sedangkan Allah SWT adalah sebaik – baiknya Hakim dan sebijak – bijaknya Hakim. Maka hendaklah kita takut kepada Allah SWT jika kita Cuma menjadikan kata insyaa Allah sebagai “kambing Hitam “

Sahabat fillah, sekali lagi kadang kala Yaa begitu mudahnya kita mengucapkan “ Insyaa Allah “ Tapi ironisnya begitu mudah pula kita utk mengabaikan apa yang sdh kita sanggupi...hal ini tentunya akan membuat pihak - pihak tertentu merasa KECEWA.. dan yang lebih celaka ..Allah SWT senantiasa melihat niat kita dan ikhtiar kita utk merealisasikan kata InsyaaAllah tersebut, jika kita Cuma bermain – main dengan kata Insyaa Allah, maka hal itu bisa mendatangkan murka Allah SWT, na’udzubillahi min dzalik.
Sahabat fillah, tapi jika ada kesungguhan tapi kemudian betul - betul ada udzur syar'i ( alasan yang bisa diterima ) maka tidak apa - apa, yang terpenting ada KOMUNIKASI sehingga tidak membuat orang lain KECEWA atau minimal meminimalisir kekecewaan orang lain. Dan menurut saya jika udzur nya syar’i, maka insyaa Allah saudara kita akan memaafkan kita.

Kalau masih banyak yang mengkambing hitamkan Insyaa Allah, kita husnudzaani saja , bahwa orang tersebut memang tidak / kurang paham..sehingga bila ada kesempatan yg tepat kita bisa shering / kasih dia nasihat sebagai bentuk kasih sayang kpd saudara kita, agar dia bisa merubah sikap.
Yang jelas kalau kita memang tdk sanggup / tdk bisa, maka berterus terang itu adalah lebih ihsan. Jangan mengucapkan Insyaa Allah, tapi untuk niat / tekad yang tdk baik, atau jika sdh mengucapkan kata Insyaa Allah, maka jangan terlalu mudah mengingkari, karena itu BUKAN ciri seorang MU"MIN. Tapi lebih dekat kepada sifat orang – orang Munafiq, na’udzubillahi min dzalik.

Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai ciri-ciri orang munafik. Pada orang munafik minimal ada satu ciri, sedangkan munafik tulen memiliki ketiga-tiganya. Ketiga ciri tersebut adalah

1.Bila berbicara selalu bohong.
Orang seperti ini tidak bisa dipercayai dalam setiap perkataan yang diucapkannya. Bisa jadi apa yang dibicarakan tidak sesuai dengan hatinya.
2.Bila berjanji, tidak ditepati
Orang munafik sulit untuk dipercayai perkataan dan perbuatannya
3.Bila diberi kepercayaan selalu berkhianat.
Orang munafik sulit diberikan kepercayaan. Setiap kali kepercayaan yang diberikan tidak dapat dia jaga dengan baik.
( HR Bukhari – Muslim )

Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita dari sifat-sifat munafik dan kejahatan orang-orang munafik
Sahabat fillah, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita, sebagai seorang MUSLIM, untuk menyanggupi segala sesuatu harus dengan Ijin Allah SWT ( Insyaa Allah / jika Allah mengijinkan / menghendaki )

Sedangkan kata – kata May be yes...may be no..itu bisa disamakan orang yang plin plan...karena bila dirasa tdk sanggup maka lebih ihsan jika dijelaskan, tapi tetap bila menurut perkiraan kita bisa, maka harus diiringi dengan kata Insyaa Allah, dan seperti penjelasan awal td jika ternyata tdk bisa segera ada komunikasi, tapi udzur / alasannya harus syar'i ( tdk dibuat - buat / apalagi Dusta )
Dan apabila jika dalam menyanggupi sesuatu kita mendahului dengan kata " Ya " atau " Ya insyaa Allah " maka konsekwensi akan lebih berat. Jika kita meremehkannya dan dengan merasa tdk berdosa melupakan kesanggupan itu dengan urusan lain yang sebetulnya bisa disiasati, apalagi jika karena MALAS atau memang dari awal sdh ada niat utk tdk menepati kesanggupan, cuma basa - basi yang tdk pada tempatnya. Maka urusannya akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT.

Alhamdulillah, demikianlah sahabat fillah, Taushiah tentang pentingnya kita untuk mengucapkan kata Insyaa Allah, sebagai wujud kepasrahan dan ketidakberdayaan kita dihadapan Allah SWT, manusia memang boleh berencana, Tapi Allah SWT jua lah yang menentukan segalanya. Dan semoga kita tersadar agar tidak mudah mempermainkan atau mengkambing hitamkan kata “ Insyaa Allah “ agar terhindar dari ancaman bagi orang – orang yg suka berdusta dan mempermainkan ayat – ayat Allah SWT.

"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Israa/17: 36).

Wallahu a'lamu bish shawwab.

mahesakujenar.blogspot.com
Read More - Bagaimana seharusnya kita menggunakan kata “ Insya Allah “

Kamis, 19 Mei 2011

Muhasabah Cinta

Yogie tertegun memandangi secarik kertas yang dipegangnya. Sudah sekitar satu jam ia memandangi secarik kertas itu tanpa beralih sedikit pun. Bukan karena panjangnya tulisan dalam kertas itu, bukan pula karena ia membaca tulisan di atas kertas itu berulang-ulang.
Bukan. Sesungguhnya ia memang bukan sedang membaca tulisan di kertas itu. Ia hanya menatap dan terus menatap. Namun pikirannya sedang melayang-layang tak tentu arah, tak karuan entah kemana. Terkadang pikirannya melayang pada hari-hari yang dilaluinya selama ini, hari-hari menyenangkan masa mudanya yang dihabiskannya bersama teman-teman kampusnya. Terkadang pikirannya melayang pada masa kecilnya yang indah dimana ayah dan ibunya mencurahkan kasih sayangnya yang teramat besar untuknya. Namun, terkadang pikirannya melayang pada peristiwa tadi siang.
Ya, peristiwa tadi siang! Peristiwa tadi sianglah yang membuat Yogie terpaku sendiri seperti itu di dalam kamarnya. Yang membuatnya terhenyak dan lemas seketika. Peristiwa di rumah sakit ketika ia mengambil hasil tes laboratorium setelah belakangan ia sering jatuh pingsan dan sempat beberapa hari dirawat di rumah sakit.
“Anda positif mengidap kanker darah stadium akhir,” begitu kata dokter di rumah sakit tadi siang ketika Yogie menerima secarik kertas berisi hasil tes laboratorium.
Yogie benar-benar terkejut luar biasa saat mendengar vonis dokter itu. Hingga membuat sekujur tubuhnya lemas seketika.
Huf! Kanker!! Baru mendengar namanya saja rasanya sudah merinding. Apalagi bila sampai mengidap penyakit yang belum ditemukan obatnya itu. Sungguh menakutkan. Ketakutan itulah yang kini membayang-bayangi Yogie. Ketakutan akan kematian yang kan segera datang menjemput. Ketakutan akan hidup di dunia yang sudah tidak lama lagi.
Yogie berusaha menahan segenap perasaannya. Ia pulang dari rumah sakit dengan mengendarai sepeda motornya dengan terus berusaha bersikap setenang mungkin meski di hatinya berkumpul beraneka macam perasaan yang tidak karuan. Ada sedih, perih, rasa tidak percaya, cemas yang tiada terkira. Yogie berusaha menahannya, menahan semua rasa yang bergejolak itu. Menahan beban di segenap tubuhnya yang terasa teramat berat kini.
Yogie bersyukur karena ketika tiba di rumah, hanya ada Fisha, adiknya yang baru duduk di kelas 3 SMU, yang sore itu sedang berbaring melepas lelah di ruang tengah setelah pulang dari sekolah. Bu Renna, ibu Yogie, sedang pergi mengantarkan kue pesanan bu RT. Dika, sang kakak yang sedang sibuk menyusun skripsi, masih belum pulang dari kampus. Sedangkan Pak Yusuf, ayahnya, juga masih berada di tempat kerjanya.
Yogie menarik napas lega. Ia segera masuk ke dalam kamarnya dan melempar tubuhnya ke atas tempat tidur. Hari itu terasa begitu meletihkan bagi Yogie. Padahal, ia hanya mengikuti satu mata kuliah saja tadi. Lalu berkumpul dengan teman-temannya di kantin. Setelah itu ia langsung meluncur ke rumah sakit dan pulang ke rumah.
Yogie menarik napas dalam-dalam. Bukan karena aktivitas hari itu yang membuatnya merasa teramat lelah, tapi karena beban pikiran yang menggelayutinya. Beban pikiran yang kini harus ditanggungnya sejak ia berada di rumah sakit tadi. Beban pikiran yang membuatnya sangat lelah memikirkannya kembali. Namun beban itu justru tidak mau pergi dari kepalanya. Beban pikiran itu tetap saja bersemayam dalam kepalanya, membayang-bayangi terus-menerus. Sedikit pun, Yogie tak bisa melepaskannya. Hingga akhirnya ia kembali mengambil secarik kertas berisi hasil tes itu dari dalam tasnya.
Yogie duduk di tepi tempat tidurnya. Ia membaca lagi tulisan di atas secarik kertas itu perlahan. Secarik kertas yang menyatakan dirinya mengidap kanker stadium akhir. Secarik kertas yang memadamkan segenap semangatnya. Melunturkan segenap keceriaannya.
Yogie tercenung. Ia sungguh tak tahu harus bagaimana kini. Ia merasa hidupnya sudah tak berarti lagi. Semuanya di hadapannya terasa gelap. Terasa begitu hampa. Rasanya tak ada lagi masa depan. Tak ada asa. Tak ada cita. Semuanya sirna. Semuanya lenyap. Pergi begitu saja meninggalkannya sendiri dalam kepedihan yang tiada terperikan.
Yogie terus memandangi secarik kertas itu. Satu persatu…, satu persatu…. air matanya berjatuhan membasahi secarik kertas itu. Air mata yang sejak tadi berusaha ditahannya sebisa mungkin, namun akhirnya tak dapat terbendung lagi. Yogie pun menangis setelah sekian lama ia tak pernah menangis lagi. Mungkin, sejak lepas dari sekolah dasar. Ya, kalau ia tak salah mengingat, terakhir kali ia menangis ketika baru duduk di kelas 4 sekolah dasar. Setelah itu, Yogie tak pernah menangis lagi. Tak pernah! Meski ia baru saja habis berkelahi dengan teman-temannya, Yogie tak pernah menangis. Harga dirinya sebagai laki-laki terlalu tinggi bila hanya untuk menangis. Dan seorang Yogie sangat pantang menangis. Pantang menangis meski sekujur tubuhnya bersimbah darah. Karena baginya, seorang laki-laki sejati bukanlah laki-laki cengeng yang suka menangis atau meratapi sesuatu. Tapi laki-laki pemberani yang tidak takut pada apa pun juga.
Namun….apa yang terjadi sekarang? Yogie melakukan sesuatu yang dulu sangat dipantangnya sebagai seorang laki-laki. Menangis! Ia menangis kini! Benar-benar menangis! Benar-benar menitikkan air mata! Ia menangis hanya karena dokter menyatakan ia telah mengidap kanker. Ia menangis hanya karena usianya yang hanya tinggal sesaat lagi. Tapi kenapa? Takutkah ia pada kematian?! Ho..ho..Yogie yang pemberani, yang katanya tidak takut pada apa pun juga, kini takut dengan kematian. Sungguh menggelikan! Yogie menangis karena takut mati. Yogie yang selama ini dikenal sering berkelahi, sering balapan motor di jalanan tanpa pernah mengenal rasa takut. Padahal semua itu sangat beresiko pada kematian. Ia bisa saja celaka dan nyawanya terenggut sia-sia kapan saja.
Yogie terus menangis dan meratapi kenyataan hidup yang menimpanya. Tangisnya kian kuat, kian tak tertahankan lagi. Hingga rasanya telah pada puncak kesedihannya, Yogie pun berteriak kencang. Ia berteriak sekuat-kuatnya.
“Aaaaaaaaaahhh,” teriak Yogie keras-keras hingga terdengar ke seluruh penjuru rumah.
Ia membuang secarik kertas yang sejak tadi dipegangnya. Tak lama kemudian, ia berlari menyambar sebuah gelas yang ada di atas meja belajarnya. Dibantingnya gelas itu ke tembok kamarnya kuat-kuat. Yogie menangis sejadi-jadinya. Meluapkan semua beban di hatinya. Seluruh kesedihannya pun memuncak tak tertahan lagi. Yogie lantas mengambil sebilah pecahan gelas yang berserakan di atas lantai. Pecahan gelas itu kemudian diarahkannya ke pergelangan tangan kirinya. Yogie berniat bunuh diri! Ya, ia benar-benar ingin bunuh diri. Ia merasa seluruh hidupnya sudah tak berguna lagi. Sekarang atau esok, toh ia akan mati. Tak ada bedanya. Maka, ia pun memilih mengakhiri hidupnya sendiri dari pada merasakan mati dengan perlahan digerogoti oleh sel-sel kanker yang hidup di tubuhnya.
Pecahan gelas itu sudah berada tepat di atas tangan kirinya. Dan ia telah siap menggoreskannya tepat di atas pembuluh nadinya.
Namun, belum sempat Yogie menggoreskannya, seseorang masuk ke dalam kamarnya.
“Kak, ngapain sih teriak-teriak?,” tanya Fisha. Fisha yang biasanya selalu mengetuk pintu sebelum masuk ke dalam kamar orang lain, kali ini nyelonong masuk begitu saja ke dalam kamar Yogie begitu mendengar teriakan Yogie.
Yogie terkejut dengan kedatangan Fisha. Fisha pun tak kalah terkejutnya begitu melihat Yogie yang hendak menghabisi nyawanya sendiri.
“Masya Allah! Kak Yogiiiiiie………,” jerit Fisha histeris. Ia segera berlari menghampiri Yogie dan cepat-cepat mengambil pecahan kaca di tangan Yogie.
“Ada apa, Fi?,” tanya Dika yang tiba-tiba ikut nyelonong masuk begitu mendengar jeritan Fisha. Ia segera berlari mendekati Yogie dan Fisha.
“Kak Yogie, Kak. Kak Yogie tadi mau bunuh diri, “ ujar Fisha terisak sambil memperlihatkan pecahan kaca yang tadi hendak digunakan Yogie untuk bunuh diri.
Dika terbelalak melihatnya.
“Bener, Gie? Bener kamu mau bunuh diri tadi?,” tanya Dika seraya menatap Yogie tajam.
Yogie tertunduk. Ia tak berani menatap wajah kakaknya. Ia hanya terdiam dan terus menangis. Dika dan Fisha semakin bingung dibuatnya.
“Gie, gak biasanya kamu begini. Ada apa? Bilang sama kakak. Kenapa kamu mau bunuh diri? Ada masalah apa sebenarnya?,” tanya Dika lagi. Kali ini dengan nada suara yang lebih rendah.
Fisha mengambil secarik kertas yang tergeletak di atas lantai. Ia tak tahu pasti isi secarik kertas itu apa. Hanya saja, ia melihat ada logo dan kop rumah sakit tempat Yogie di rawat tempo hari.
“Sepertinya ini hasil lab Kak Yogie, Kak,” ujar Fisha, menyerahkan secarik kertas itu pada Dika.
Dika membaca tulisan di atas kertas itu dengan seksama. Sama seperti Fisha, Dika pun tak paham dengan tulisan di atas kertas itu.
“Apa karena ini?,” tanya Dika lagi sambil memperlihatkan secarik kertas dari rumah sakit itu pada Yogie.
Yogie tak menjawab. Ia malah kian membenamkan wajahnya.
Dika dan Fisha saling beradu pandang. Mereka semakin tak mengerti dengan sikap Yogie.
“Kak, ada apa sebenarnya? Apa yang membebanimu hingga kakak ingin mengakhiri hidup kakak sendiri? Katakanlah, Kak. Jangan pikul beban itu sendiri. Bukankah kita bersaudara? Biarlah kami ikut memikul bebanmu itu, Kak,” ucap Fisha lemah lembut pada kakaknya itu.
Dika mengangkat wajah Yogie agar menatapnya.
“Gie, pundak kami untukmu. Lepaskanlah segala beban itu di pundak kami,” Dika menimpali.
Yogie tak kuasa lagi menahan segala rasa yang berkecamuk di hatinya di hadapan kakak dan adik yang sangat dicintainya. Yogie pun merangkul Dika dan kembali menangis dalam pelukan kakaknya itu. Fisha dan Dika terenyuh dibuatnya meski Yogie belum mengatakan apa yang sedang dirasakannya. Keduanya membiarkan Yogie tenggelam dalam tangisnya selama beberapa waktu agar terluapkan semua yang mengganjal di dalam hatinya.
Setelah Yogie terlihat sudah lebih tenang, Dika melepaskan rangkulan Yogie dan menatap adiknya itu dalam-dalam.
“Katakanlah, ada apa sebenarnya?,” tanya Dika kemudian.
Yogie mengatur napasnya.
“Hasil tes itu menunjukkan kalau ternyata aku terkena kanker, Kak,” ujarnya dengan sedikit terbata karena menahan tangis.
“Kanker?,” Dika tak percaya mendengarnya.
Yogie mengangguk menegaskan.
“Astaghfirullahal’adzim, Kak Yogie,” kata Fisha terhenyak. Tangisnya pun tak terbendung lagi.
“Ya, Allah…,” Dika pun terkejut bukan main. Ia terdiam sesaat. Sekujur tubuhnya terasa lemas tiba-tiba. Bibirnya pun seolah kelu karenanya.
“Dokter bilang, aku terkena kanker darah stadium akhir. Dan mungkin, sisa umurku hanya tinggal 3 bulan saja,” ungkap Yogie lirih.
“Jadi karena itu tadi Kak Yogie mau bunuh diri? Karena itu, Kak?,” tanya Fisha menatap tajam wajah kakaknya.
“Ini kanker, Fi. Penyakit yang belum ada obatnya! Penyakit yang gak bisa disembuhkan oleh dokter. Penyakit yang sudah merenggut nyawa banyak orang,” jawab Yogie dengan nada tinggi.
“Astaghfirullah. Kak, kematian itu sebuah keniscayaan bagi setiap makhluk yang bernyawa. Hanya saja, kita gak tahu kapan dan dengan cara seperti apa kita akan mati. Kita gak tahu, Kak. Gak tahu! Cuma Allah yang Maha Tahu. Cuma Allah, Kak,” ucap Fisha mengingatkan Yogie. “Selama ini kakak suka berkelahi, suka balapan motor, apa kakak gak sadar, nyawa kakak bisa terenggut kapan pun ketika melakukannya. Kenapa sekarang kakak harus takut dengan sebuah kematian padahal yang kakak lakukan selama ini sangat dekat dengan kematian? Dan apa kakak tahu, kematian itu sesungguhnya dekat, Kak. Sangat dekat!,” lanjut Fisha.
Dika menepuk bahu Fisha pelan, memberi isyarat agar Fisha tidak melanjutkan berbicara. Fisha pun diam. Ia hanya menyimak semua ucapan Dika pada Yogie.
“Gie, semua makhluk yang bernyawa itu memang akan mati. Tapi kita gak pernah tahu kapan dan dimana. Juga dengan cara seperti apa. Betapa banyak orang-orang yang diambil nyawanya mati ketika sedang melakukan maksiat. Ada yang mati ketika sedang mabuk minuman keras, ada yang mati di tempat pelacuran, ada yang mati ketika sedang mencari ilmu hitam. Na’udzubillah.”
Dika menarik napas sejenak. Yogie terdiam mendengarkan. Ia sudah terlihat lebih tenang sekarang.
“Gie, karena kita tidak pernah tahu, makanya kita harus selalu siap kapan saja dan dimana saja. Tentunya dengan menghabiskan setiap detik yang kita punya dengan hal-hal yang bermanfaat, untuk selalu beribadah kepada-Nya, bukan dengan hal-hal yang tidak berguna seperti balapan motor. Jika saat balapan motor kamu kecelakaan dan nyawa kamu gak tertolong, berarti kamu mati sia-sia. Sama seperti yang kamu ingin lakukan tadi, kamu hanya akan mati sia-sia jika kamu mati bunuh diri,” sambung Dika.
Dika memperhatikan raut wajah Yogie dalam-dalam.
“Allah tidak suka melihat hamba-Nya putus asa. Apalagi bila sampai bunuh diri. Gie, yang menentukan hidup dan mati seseorang itu Allah. Yang memberi penyakit dan yang menyembuhkan penyakit juga Allah. Bukan dokter. Bukan! Kalau pun sebuah penyakit sudah ditemukan obatnya, jika Allah tidak menghendaki seseorang untuk sembuh, maka Allah tidak akan mengangkat penyakit orang itu dari tubuhnya. Tapi jika Allah menghendaki seseorang untuk tetap hidup, sekalipun ia mengidap kanker atau penyakit lain yang belum ada obatnya, maka dengan izin-Nya orang itu akan tetap hidup sampai batas waktu yang Allah berikan untuknya,” Dika menjelaskan panjang lebar.
“Gie, yang terpenting sekarang, tetaplah percaya pada kebesaran Allah. Sesungguhnya Dia-lah sebaik-baiknya penolong. Bukan dokter atau siapapun! Tetaplah berhusnuzhan pada-Nya. Yakinlah penyakit yang Allah berikan padamu bukan karena Allah ingin menghukummu, tapi karena Allah sayang padamu. Allah menegurmu agar kamu tidak menyia-nyiakan hidup yang dianugrahkan-Nya pada kamu. Yakinlah kalau ujian ini adalah cara Allah untuk mengampuni dosa dan kesalahan-kesalahanmu selama ini. Juga cara Allah untuk meningkatkan keimananmu, meninggikan derajatmu di hadapan-Nya.”
“Aku tak peduli apakah yang Allah berikan padaku hari ini musibah ataukah anugrah. Urusanku hanyalah tetap berhusnuzhan pada-Nya,” Fisha menimpali seraya tersenyum meyakinkan kakaknya.
“Gie, jika Allah menghendaki, dengan izin-Nya kamu pasti sembuh. Tapi jika memang tidak, berusahalah untuk mempersiapkan diri menghadap-Nya dalam keadaan yang terbaik, dalam keadaan bertaubat pada-Nya. Gie, kapan pun kematian itu akan menjemput, siapkan bekal untuk menghadap-Nya. Siapkan bekal dengan memperbanyak zikir pada-Nya, dengan banyak beribadah pada-Nya, dengan melakukan banyak kebaikan, dan yang terpenting….gunakan setiap detik yang kamu punya untuk mencari keridhaan-Nya,” Dika terus memotivasi adiknya. Menguatkan adik laki-laki satu-satunya itu.
Yogie kembali terisak. Selama ini, ia memang telah melakukan banyak kesalahan. Ia telah menyia-nyiakan hidup yang Allah berikan pada-Nya. Padahal hidupnya di dunia hanyalah sementara saja. Hanyalah sebuah persinggahan. Hidup yang sebenarnya adalah hidup di akhirat sana. Kehidupan yang kekal dan abadi.
Yogie menggenggam tangan Dika erat-erat.
“Kak, bantu aku. Bantu aku melewati sisa usia yang ku punya ini untuk meraih keridhaan-Nya. Bantu aku, Kak,” pinta Yogie dalam tangisnya.
“Insya Allah. Insya Allah, kakak pasti akan membantumu,” jawab Dika seraya menepuk telapak tangan Yogie perlahan. Bibirnya tersenyum berusaha menguatkan Yogie. Namun perlahan air matanya pun jatuh berlinang di pipinya.
“Kak, Kak Yogie gak sendiri. Kita akan menghadapi semua ini bersama-sama. Melewati semua ini bersama-sama. Karena itu, Kakak harus kuat dan tegar,” Fisha menimpali juga dengan linangan air mata di pipinya.
Ketiganya pun larut dalam suasana yang penuh haru dan kepedihan. Suasana kamar Yogie pun seketika menjadi hening.
Di antara tiga bersaudara itu, memang Yogie-lah yang sejak kecil terlihat berbeda. Ia memiliki watak yang pemberontak dan tidak bisa diatur. Sedangkan Dika dan Fisha, keduanya sangat penurut. Keduanya pun aktif di berbagai kegiatan organisasi di sekolahnya. Berbeda dengan Yogie, ia lebih aktif bolos sekolah dan berkelahi dengan teman-temannya di sekolah. Hingga sering membuat repot kedua orang tuanya. Apalagi ketika sudah memiliki motor sendiri ketika memasuki bangku kuliah, ia pun ikut bergabung dalam gank motor. Membuat kedua orang tua dan saudaranya cemas padanya.
Namun yang masih disyukuri, seperti apapun kenakalan Yogie, ia tak pernah sampai menyentuh minum-minuman keras, obat-obatan terlarang apalagi pergaulan bebas. Merokok saja pun ia tak mau. Ia tidak mau melakukan semua itu dengan penuh kesadaran. Karena ia tahu, semua itu hanya akan merusak tubuhnya, hanya akan merugikan kesehatannya. Ia tidak mau bila sampai itu terjadi.
Sayup-sayup, suara azan terdengar dari Masjid yang letaknya tidak jauh dari rumah Yogie. Membuat ketiganya sadar kalau hari telah beranjak senja.
“Sudah Maghrib, Kak,” ujar Fisha.
Dika mengangguk.
“Gie, kita bersiap untuk shalat di Masjid. Masalah ini akan kita bicarakan lagi dengan Ayah dan Ibu setelah Ayah pulang nanti. Bagaimana pun, Ayah dan Ibu harus tahu masalah ini,”
“Tapi, Kak….,” Yogie merasa keberatan. Ia tidak mau membuat Ayah dan Ibunya bersedih karenanya. Apalagi jika hanya akan menambah beban mereka.
Dika menepuk bahu Yogie.
“Kita akan menghadapinya bersama. Ingat itu!,” sahut Dika cepat diiringi anggukan kepala Fisha.
“Sekarang kita shalat Maghrib dulu,” lanjut Dika seraya bangkit dari duduknya.
“Kak Yogie bersiap saja ke Masjid. Pecahan gelas ini biar Fisha yang bersihkan,” ucap Fisha sambil memunguti pecahan gelas yang berserakan di atas lantai.
Yogie menurut saja. Ia bersiap ke Masjid bersama Dika meski ia sudah tidak ingat lagi sudah berapa lama tidak shalat dan pergi ke Masjid. Sekejap ia tersadar, berapa banyak waktu yang telah dilewatkannya begitu saja tanpa makna. Yogie menangis pilu dalam shalatnya, memohon ampunan dengan penuh penyesalan pada Rabb-nya. Ia sadar betapa sesungguhnya ia teramat lemah. Dan ia bukanlah siapa-siapa. Ia hanya makhluk ciptaan Allah yang tiada daya dan upaya kecuali atas kehendak-Nya.
Yogie pun larut dalam zikirnya. Ia terus berdoa dan berdoa pada Sang pemilik nyawanya.
“Ya, Allah…. Jika memang ini sudah takdirku, maka biarkanlah semua rasa sakit ini menjadi penawar bagi dosa-dosaku,” doanya lirih.
******

Ba’da Isya, Dika mengumpulkan kedua orang tua dan kedua adiknya di ruang tengah. Ia ingin memberitahukan penyakit yang diidap Yogie pada kedua orang tuanya. Juga untuk mencari solusi terbaik bagi adiknya itu.
Seperti Dika & Fisha, Pak Yusuf & Bu Renna pun sangat terkejut setelah mendengar perkataan Dika. Mereka langsung memeluk Yogie dan menangis sejadinya. Yogie yang tadi sudah tenang, menangis kembali. Ia terisak meminta maaf pada kedua orang tuanya atas semua perbuatannya selama ini yang sering membuat kesal dan repot orang tuanya. Dika dan Fisha yang melihatnya, ikut menitikkan air mata. Suasana di rumah itu pun kembali diliputi kepiluan yang teramat sangat.
*****

Sudah satu bulan ini, Yogie menjalani kemoterapi di rumah sakit. Meski semua itu tak menjamin penyakitnya akan sembuh. Yogie berusaha menjalaninya dengan sabar dan penuh ketegaran. Dika dan Fisha berusaha terus memberikan semangat pada Yogie. Begitu pula Pak Yusuf dan Bu Renna. Mereka semua berusaha terus memotivasi Yogie untuk tidak putus asa, untuk tetap terus berjuang melawan penyakitnya.
Bukan hanya itu, Dika dan Fisha juga membantu Yogie untuk meningkatkan keimanannya pada Allah, membantu Yogie memperdalam lagi ajaran dien-nya agar setiap detik yang dimiliki Yogie penuh dengan barakah Allah, juga mendapatkan ridha Allah.
Namun, Yogie merasa semua yang dilakukannya belum cukup. Ia berniat untuk tidak lagi menjalani kemoterapinya di rumah sakit. Di sisa hidupnya yang entah berapa lama lagi, Yogie ingin merasakan hidup di dalam lingkungan pesantren dan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an sampai ajal benar-benar menjemputnya.
Yogie pun mengutarakan keinginannya pada kedua orang tuanya. Mengingat kondisi Yogie yang kian melemah, tentu saja Pak Yusuf dan istrinya tak mengizinkannya. Tapi tekad Yogie sudah bulat. Ia berulang kali memohon pada kedua orang tuanya agar memenuhi permintaannya itu. Karena ia tak punya keinginan lain jika saat itu benar-benar merupakan hari-hari terkahir hidupnya. Dika dan Fisha pun berusaha membujuk orang tua mereka. Hingga akhirnya, hati Pak Yusuf dan Bu Renna luluh oleh kesungguhan niat Yogie. Mereka akhirnya mengizinkan pula Yogie menghabiskan waktu yang masih dimilikinya di sebuah pesantren di daerah Bogor meski rasanya berat dan khawatir tiada terkira.
*****
3 bulan kemudian, 5 Juni 2010

Fajar baru saja menyingsing. Embun pagi masih melekat di atas dedaunan. Bau udara pagi pun masih terasa, begitu menyejukkan. Mentari bersinar indah di ufuk timur sana. Burung-burung kecil berlompatan dengan riangnya dari satu dahan ke dahan lainnya sambil berkicau merdu. Sebuah pagi yang indah, di kaki bukit Gunung Salak Bogor. Yogie menikmati pagi yang indah itu seraya tak henti mengucapkan rasa syukur pada Pemilik jagat raya ini yang masih mengizinkannya menikmati pagi yang indah itu.
Suasana pagi itu bertambah indah, manakala keluarganya datang dan memberikan ucapan selamat padanya.
“Selamat milad ke-21, Kak. Barakallah fi umurik,” ucap Fisha begitu berada di hadapannya.
“Selamat milad, Gie. 21 tahun sudah kamu hidup di dunia ini, berapa pun sisa usia yang kamu punya, semoga usiamu itu penuh dengan barakah Allah,” sambar Dika tak mau kalah.
“Terima kasih, Fi, Kak Dika,” jawab Yogie cepat.
“Berapa pun usia yang kamu punya, semoga Allah meridhaimu, Nak,” ucap Bu Renna tak mau ketinggalan.
“Barakallah, Nak,” Pak Yusuf menimpali dengan mata yang berkaca-kaca.
Yogie pun menjadi terharu karenanya. Air matanya bercucuran sedikit demi sedikit.
“Sudah-sudah. Ini kan miladnya Yogie. Jangan buat dia cengeng begitu!,” ujar Dika cepat berusaha menetralkan suasana kembali.
Fisha dan yang lainnya tertawa kecil mendengarnya.
“Iya. Ini miladnya Kak Yogie. Kita harusnya bersyukur karena Allah masih memberikan kesempatan Kak Yogie merasakan milad ke-21. padahal waktu itu, dokter udah vonis umur Kak Yogie hanya tinggal 3 bulan lagi. Nah, sekarang sudah 4 bulan lebih kan sejak dokter bilang seperti itu. Allah memang Maha Besar, Maha Berkehendak,” cerocos Fisha bahagia. “Ehm…Kak Yogie mau kado apa dari Fisha?.”
Yogie tersenyum kecil.
“Masih bisa berkumpul dengan kalian lagi, itu sudah merupakan kado yang sangat istimewa buat Kakak. Kakak gak mau yang lain lagi,” jawabnya.
“Kalo gitu, hadiahnya berita gembira aja,” ujar Fisha kemudian.
“Berita gembira apa?,” Yogie balik bertanya.
“Kak Dika sudah lulus sidang skripsi dengan nilai A, dan Fisha sudah diterima kuliah di IPB melalui jalur PMDK,” jawab Fisha semangat.
“Bener?,” Yogie ingin meyakinkan lagi.
Fisha dan Dika mengangguk cepat.
“Alhamdulillah… Selamat ya, Fi, Kak Dika,” ucapYogie berganti memberi selamat pada keduanya.
“Subhanallah, begitu banyak nikmat yang Allah berikan. Dan kita gak kan sanggup untuk menghitungnya. Terima kasih ya Allah. Terima kasih atas segala nikmat yang telah Kau berikan ini,” ujar Yogie bersyukur.
“Sudah-sudah, ngobrolnya dilanjutkan di dalam mobil saja,” Bu Renna mengingatkan anak-anaknya yang terlihat gembira sekali. Mereka pun menurut. Yogie, Dika dan Fisha segera melangkah menuju mobil mengikuti langkah kaki Bu Renna dan Pak Yusuf yang telah terlebih dahulu menuju mobil Avanza milik kantor yang sengaja dipinjam Pak Yusuf demi untuk menjemput anaknya di pondok pesantren.
“Kak, Kak Yogie terlihat lebih segar dan bersemangat dari sebelumnya,” ujar Fisha begitu duduk di dalam mobil.
“Kan kamu sendiri yang bilang, kematian itu sebuah keniscayaan. Tak ada gunanya meratapi dan menyesali diri. Yang terpenting adalah bagaimana kita mempersiapkan diri kita untuk menghadapi kematian yang entah kapan datangnya itu,” jawab Yogie tanpa ragu.
Yogie menarik napas.
“Sedapat mungkin, kakak berusaha untuk menghilangkan perasaan sedih, cemas dan takut itu dari dalam diri kakak dengan tetap tersenyum. Kakak berusaha untuk tetap optimis dan selalu berhusnuzhan pada Allah. Dan itulah satu-satunya obat yang tersisa ketika semua obat tak bisa lagi mengobati penyakit kakak. Juga dengan tetap percaya bahwa Allah akan menyembuhkan penyakit kakak ini,” sambung Yogie.
Dika tersenyum mendengarnya.
“Alhamdulillah. Penyakitmu ini sudah membuat kamu menyadari hakikat hidup ini. Mungkin ini benar-benar cara Allah untuk memberikan hidayah-Nya padamu,” sahut Dika.
“Jika Allah memang akan merenggut nyawaku saat ini, insya Allah, aku telah lebih siap, Kak. Dan aku tak kan menyesali penyakit yang telah menggerogoti hatiku.”
“Kak, jika Allah masih memberikanmu umur beberapa minggu lagi, apa yang paling kakak inginkan?,” tanya Fisha tiba-tiba.
Yogie tidak langsung menjawab. Ia tersenyum pada adiknya yang menunggu jawaban darinya.
“Menikah!.”
“Hah! Menikah?!,” ucap Fisha dan Dika berbarengan lalu tertawa kecil.
“Lho, memang orang yang kena kanker, yang katanya sisa umurnya tinggal sedikit, gak boleh menikah?,” sahut Yogie seraya berusaha menahan tawa melihat raut wajah kakak dan adiknya.
“Tentu aja boleh,” sahut Dika pelan.
“Rasul kan melarang kita membujang, dan ketika mati pun sebaiknya jangan dalam keadaan membujang. Karena itulah, di sisa umur kakak, kakak ingin menikah dan menggenapkan separuh agama ini,” Yogie menjelaskan.
“Iya juga sih. Harusnya orang-orang yang mengidap kanker itu juga dibantu buat menikah. Jangan karena dokter bilang usianya tinggal 3 bulan, jadi gak dibantu menikah. Atau pada gak mau menikahi orang yang terkena kanker. Padahal bisa jadi dengan menikah Allah memperpanjang umurnya, bisa jadi Allah justru mengangkat penyakitnya. Iya kan?,” cerocos Fisha lagi.
Dika mengangguk membenarkan.
“ Ya sudah, besok kakak carikan seorang akhwat yang shalihah buat kamu,” ujarnya kemudian.
Fisha tertawa geli.
“Bener, Kak? Memang kakak mau dilangkah sama Kak Yogie?.”
“Ya..carinya 2 akhwat sekaligus. Buat kakak satu, Kak Yogie satu. He.he..,” jawab Dika diikuti tertawa renyahnya.
Suasana di dalam mobil pagi itu pun terasa hangat. Sehangat mentari pagi yang menyinari di langit sana. Tak ada lagi kesedihan, tak ada lagi penyesalan. Mereka semua tersenyum optimis dan tetap berhusnuzhan pada Allah yang Maha Berkehendak.
Mobil terus melaju menyusuri kaki gunung Salak yang damai. Diiringi lantunan merdu Edcoustic dari tape mobil.

Wahai pemilik nyawaku
Betapa lemah diriku ini
Berat ujian darimu
Ku pasrahkan semua padamu

Tuhan..baru ku sadar
Indah nikmat sehat itu
Tak pandai aku bersyukur
Kini ku harapkan cinta-Mu

Kata-kata cinta terucap indah
Mengalir berzikir di kidung doaku
Sakit yang ku rasa biar jadi penawar dosaku

Butir-butir cinta air mataku
Teringat semua yang Kau beri untukku
Ampuni khilaf dan salah slama ini ya Illahi
Muhasabah cintaku

Tuhan… kuatkan aku
Lindungiku dari putus asa
Jika ku harus mati
Pertemukan aku dengan-Mu

sumber : Rohissmansasy’s Blog
**Terinspirasi dari lagu Edcoustic “Muahasaah Cinta”


Umurmu adalah permata yang sangat berharga
Ia tak dapat ditukar dengan harta sebanyak apa pun
Umur adalah hembusan demi hembusan nafasmu
& setiap nafas yang telah kau hembuskan itu
Tak kan pernah kembali selamanya
Nafas adalah modal hidupmu
Dengan nafas itu kau dapat membeli apa pun
Yang kau inginkan
Dari segala kenikmatan surga

Cibinong, 05 Juli 2010
Fisha Virlia
Read More - Muhasabah Cinta

Selasa, 17 Mei 2011

Berteman Yes!, Pacaran No!

Laki-laki dan wanita "ditakdirkan" untuk saling tertarik. Pesonanya kerap memberikan suasana yang lain daripada yang lain. Pokoknya, bikin hidup lebih hidup. Lihat deh iklan salah satu produk rokok untuk pasar remaja, edisi "jatuh cinta". Bener-bener lain dari yang lain. Maksudnya, rasakan sendiri deh bedanya. Lho, kok nyuruh?

Hubungan yang terjadi di antara mereka pun nggak jarang bikin heboh. Bahkan banyak "diabadikan" melalui karya sastra dan seni yang bertebaran dalam puisi, lagu, film, dan juga dalam cerpen atawa novel. Dalam lagu misalnya, kayaknya nggak seru kalo nggak ada unsur hubungan antara dua jenis manusia ini. Kamu bisa lihaat sendiri, banyak musisi yang menjadikan "kisah" hubungan antara kaum Adam dan kaum Hawa ini. Kisah cinta di antara keduanya pun senantiasa menjadi cerita tersendiri yang menarik untuk disimak. Kisah tentang kepedihan ataupun tentang kebahagiaan, kedua sisi itu tetap punya pesona.

Jelasnya, laki-laki dan wanita ibarat magnet yang berbeda kutub. Satu sama lain saling memiliki daya tarik. Kalo yang laki kutub selatan, maka yang perempuan sudah pasti kutub utara. Atau sebaliknya. Dua kutub ini pasti saling tertarik dan menarik. Kalo nggak saling menarik berarti ada apa-apanya. Misalnya, kedua magnet itu tidak saling berdekatan. Sebab, "hukum asalnya", magnet hanya akan saling menarik bila masih dalam medan magnet yang bisa dijangkaunya. Kalo berjauhan dijamin kagak bakalan saling menarik. Coba aja, satu magnet sepatu kuda di letakkan di Bandung, dan magnet lainnya disimpan di Jakarta. Walah? He..he..he..

Sobat muda muslim, hubungan antara lelaki dan wanita selalu menarik perhatian. Bahkan ada teman yang bilang, bahwa intensitas pertemuan dua lawan jenis ini bisa menimbulkan "energi" lain. Seperti rasa senang, suka, cinta, bahagia, bahkan juga bisa kebencian. Wah, wah, wah. Kok?

Begini, lelaki dan wanita memang diciptakan dengan kondisi yang berbeda satu sama lain. Baik itu postur tubuh, cara bicara, cara berjalan, juga model suaranya. Wis, pokoke berbeda banget di antara keduanya. Itu pulalah yang kemudian dalam kehidupan sehari-hari memerlukan aturan baku yang bisa menjaga hubungan di antara keduanya.

Dalam batasan aurat misalnya, lelaki dan perempuan berbeda aturannya. Kalo perempuan sekujur tubuhnya adalah aurat, kecuali muka dan kedua telapak tangannya. Itu artinya, kalo keluar rumah, dan kalo ada lawan jenis yang bukan mahrom di hadapannya, maka auratnya wajib tertutup rapat. Kalo anak laki gimana? Wah, pasti kamu udah pada tahu dong. Yup, anak laki lebih "ringan". Maksudnya cuma bagian pusar sampe lutut. Dengan begitu, anak laki kalo keluar rumah atau bertemu dengan lawan jenisnya kudu menutup daerah batas aurat tersebut. Kalo melanggar, ya berdosa, dong.

Sobat muda muslim, dalam kondisi di lapangan, kita memang nggak mungkin bisa menghindarkan diri 100 persen dari lawan jenis. Nggak. Nggak mungkin. Kalo pun bisa, gharizah an-na'u (naluri mempertahankan jenis) akan senantiasa hadir dalam diri kita. Bedanya, dalam hal kuat atau tidaknya gelombang perasaan tersebut. Mungkin kalo sering bertemu, gelombangnya makin kenceng, bahkan mungkin menandingi gelombang tsunami (emangnya bisa?). Tapi kalo jarang ketemu, bisa tenang. Terdeteksi sih, kalo ada gelombang perasaan itu, tapi tak sedahsyat kalo sering bertatap wajah atau dengerin suaranya di gagang telepon saat kita mengontaknya.

Nah, karena kita nggak mungkin hidup menyendiri, maka antara lelaki dan wanita juga bisa dibangun mitra kerja. Anggaplah untuk beberapa keperluan, kita bisa bekerjasama dengan lawan jenis. Dalam bahasa mudahnya, kita bisa berteman; entah di kampus, di pesantren, di sekolah, atau di antara pengurus pengajian di lingkungan tempat kita tinggal. Bisa aja kan itu terjadi. Dan memang mutlak terjadi. Hanya saja, perlu aturan main juga, biar nggak kebablasan. Sebab, adakalanya di antara kita yang lupa dan nggak ngeh. Mentang-mentang berteman, tapi yang terjadi adalah gaul bebas. Kan itu bahaya binti gawat, iya nggak? Jadi hati-hati deh! Berteman dengan lawan jenis

Sebut saja Rina, anak kelas 3 SMU ini terkenal sering curhat sama Ferry, teman sekelasnya. Bagi Rina, punya teman curhat lawan jenis betul-betul mengasyikkan. Alasan beliau, kalo dengan anak cewek lagi suka nggak enak ati. Masih ada perasaan ragu dan khawatir. Apalagi kebetulan temen-temen Rina mulutnya lebih dari satu. Maksudnya doyan ngegosip ke sana kemari. Jadi Rina nggak mau curhat sama temen ceweknya itu. Sebab, terlalu berisiko. Jangan-jangan masalah dirinya bakalan diobral kepada siapa aja. Kan malu. Itu sebabnya Rina lebih percaya sama anak cowok. Menurutnya, anak laki nggak banyak omong. Lagi pula, berdasarkan pengalamannya, Ferry amat ngertiin kondisi dirinya. Karuan aja, itu membuat Rina makin percaya sama anak cowok sekelasnya itu. Maklumlah, anak cowok kan berbeda dalam mengendalikan emosinya ketimbang anak cewek. Benarkah?
Jadi deh, Rina lengket sama Ferry, bahkan punya lagu kebangsaan segala. Apalagi kalo bukan lagu Sobat-nya Padi. Wah, Rina-Ferry ini deket banget bergaulnya. Meski mereka menampik kalo hubungan keduanya adalah pacaran. "Nggak kok, kita cuma berteman," kilah Rina. Hmm...

Sobat muda muslim, Allah memang menciptakan dua jenis manusia ini. Bahkan bukan hanya itu, Allah Swt. telah menciptakan manusia ini menjadi bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Tujuannya adalah untuk saling mengenal. Firman Allah Swt.: "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal." (TQS al-Hujurât [49]:13)

Tapi jangan salah, meski tujuan kita adalah berteman, tapi tetep kudu mematuhi rambu-rambu pergaulan. Maklum, dengan lawan jenis kan ada "magnetnya". Khawatir nggak tahan godaan. Entar "kecebur" aja. Bahaya banget. Itu sebabnya, nggak boleh sesuka kita dalam berbuat. Tapi ada aturan mainnya. Nah, karena kita adalah seorang muslim, maka tentu saja yang dipakai adalah aturan Islam. Bukan aturan lain. Pastikan standarnya adalah Islam.

Berteman dengan lawan jenis, bukan berarti secara 'saklek' haram. Nggak. Silakan saja, asal masing-masing memegang prinsip pergaulan yang diajarkan Islam. Sebab, berteman adalah bagian dari sosialisasi kita. Dan yang namanya sosialisasi, bukan berarti hanya dengan kawan sejenis aja kan? Tapi bisa lintas jenis. Anak laki dengan anak puteri.

Kamu yang kebetulan aktif di masjid sekolahan atau lembaga keislaman di kampus, pasti saling membutuhkan peran masing-masing. Anak laki butuh teman dari kalangan anak puteri, dan sebaliknya. Itu ada gunanya pas kita mengelola dakwah di sekolah atau di kampus. Utamanya ketika kita harus berorganisasi untuk keperluan pembinaan. Berarti berteman itu boleh-boleh saja, selama masih menjaga batasan-batasan yang diajarkan Islam.

Seperti apa sih aturan mainnya? Singkatnya begini, anak putra dan anak puteri kalo bertemu untuk membicarakan suatu keperluan dakwah misalnya, harus tetap menjaga diri. Keduanya usahakan harus bertemu di tempat umum; seperti masjid, jalan, atau ruang kelas. Selain itu, kudu tetap menutup aurat. Terus, menjaga pandangan, artinya mata kamu jangan jelalatan kayak mau maling jemuran (uppsss..). Meski tentu nggak perlu terus menunduk (emangnya lagi ngegojlok semut?). Jangan lupa, kita juga kudu sopan santun dalam berbahasa, artinya kita jangan sembarangan ngomong. Anak puteri kalo pas ngomong dengan anak laki, suaranya jangan dibuat-buat. Tahu kan yang kita maksud? Yes, dibuat semerdu mungkin atau mendesah kayak para pesinden musik dangdut. Sebab, khawatir diterjemahkan lain sama anak laki. Maklum, hubungan ini tetap menyimpan pesona. Sekali lagi, hati-hati!

Untuk semua itu, Allah Swt. telah mengajarkan kepada kita melalui firman-Nya: "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, (TQS an-Nûr [24]: 31)

Dalam ayat lain Allah Swt. Berfirman: "Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (TQS an-Nûr [24]: 30)

Dengan begitu, kamu kudu mampu untuk menjaga dan mempertahankan aturan main itu sebagai tameng dalam berteman dengan lawan jenis. Sebab, banyak juga di antara teman remaja yang ngakunya berteman, eh, buktinya malah pacaran. Kan itu berbahaya sobat. Dosa!

Pacaran? No Way!

Bagi sebagian teman remaja, berteman dengan lawan jenis bisa dijadikan sebagai sarana untuk menjajaki hubungan di antara keduanya. Malah lucunya, banyak juga teman remaja yang sulit membedakan antara berteman dengan pacaran. Maklum, kalo kita lihat di lapangan, anak laki dan anak puteri banyak juga yang main bareng layaknya dengan kawan sejenis. Kadang ada juga yang suka main timpuk-timpukan, atau saling curhat. Perbuatan itu menurut sebagian besar teman remaja adalah wajar alias nggak ada yang perlu dikhawatirkan. Padahal dalam ajaran Islam, hubungan mereka sudah termasuk gaul bebas, meski tidak kelewat batas memang. Tapi celah itu bisa menjadi peluang untuk berhubungan ke arah yang lebih jauh. Maksudnya bisa bikin deket, makin deket dan pengen deket aja. Nggak heran kalo kemudian banyak yang akhirnya nekat z-i-n-a. Naudzubillah min dzalik.

Sobat muda muslim, pacaran adalah salah satu jalan menuju perzinaan. Itu sebabnya, Allah Swt. sudah mewanti-wanti umat Nabi Muhammad ini melalui firman-Nya: "Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al Isra: 32).

Sobat muda muslim, pacaran bagi sebagian besar teman remaja adalah aktivitas normal. Yakni aktivitas yang tidak perlu dipersoalkan. Malah seringkali para aktivis beratnya punya dalil, bahwa pacaran adalah bagian dari proses kehidupan, khususnya dalam mengenal seseorang. Siapa tahu, suatu saat bisa terus ke pernikahan. Walah? Padahal faktanya, banyak juga yang udah bertualang "luar-dalam", akhirnya kagak jadian alias salah satu mengkhianati, yakni menikah dengan orang lain. Wuah?

Kamu jangan heran or bingung, dalam kondisi kehidupan yang jauh dari ajaran Islam ini, banyak orang, termasuk remaja menjadi liar. Gaya hidup hedonis (mendewakan kenikmatan materi dan jasmani) yang kemudian melahirkan gaya hidup permisivisme (serba boleh). Akibatnya, banyak teman remaja yang memiliki gaya hidup "semau gue". Khususnya, dalam ajang gaul bebas.Kasihaaan deh kamu....

Oke deh, berteman yes, pacaran no!
Read More - Berteman Yes!, Pacaran No!

Minggu, 15 Mei 2011

Pacaran Islami…>_<’????

Bagi remaja, bila istilah itu disebut-sebut bisa membuat jantung berdetak lebih kencang. Siapa sih yang nggak semangat bila bercerita seputar aktivitas pacaran ini? Semua orang yang normal pasti seneng. Apalagi yang digambarkan dalam cerita film dan novel, baik yang happy ending maupun unhappy ending kisah-kasih itu. Tetap mengasyikan. Pokoknya aktivitas baku syahwat yang memang bukan barang baru di kalangan remaja itu terus diekspos dan dibuat seolah-olah legal.

Punya tampang sekeren personelnya "Westlife"? Dijamin bakal dikejar-kejar kaum Hawa. Baik yang mengejar ingin dikencani maupun yang ingin nagih utang (hua..ha..ha..). Coba aja bayangin, wanita mana sih yang nggak deg-degan kalo lihat tampangnya si Mark atawa Kian? Wuih, histeris, Brur! Maklum cowok ABG yang tergabung dalam kelompok Westlife ini cool banget. Jadi nggak heran kalo anak cewek merasa nyaman dapat gacoan model begitu.

Bicara soal rasa cinta memang diakui mampu membangkitkan semangat hidup. Suer, nggak bohong! Termasuk anak masjid, yang katanya 'dicurigai' tak kenal cinta. Sama saja, anak masjid juga manusia, yang memiliki rasa cinta dan kasih sayang. Pasti dong, mereka juga butuh cinta dan dicintai. Soalnya, perasaan seperti itu wajar dan alami. Malah aneh bila ada orang yang nggak kenal cinta, jangan-jangan bukan orang. Nah, biasanya bagi remaja yang sedang kasmaran, mereka mewujudkan cinta dan kasih sayangnya lewat aktivitas pacaran. Kayak gimana sih? Deuuh, pura-pura nggak tahu. Itu tuh, cowok dan cewek yang saling tertarik, lalu mengikat janji dan akhirnya ada yang sampai hidup bersama layaknya suami-isteri. Padahal dalam Islam ada aturan mainnya. Nggak sembarangan sesuka udelnya.
Tapi celakanya, pacaran telah begitu mendarah daging dalam kehidupan masyarakat sekarang. Dan ternyata yang paling banyak mempraktekkan 'amalan' tersebut adalah remaja macam kamu. Dari mulai yang backstreet, karena takut ketahuan sama ortu, sampai yang berani tanpa tedeng aling-aling. Mulai cuma jalan berdua sambil pegangan tangan, sampai ada yang berani ke level berikutnya dan berikutnya. Berbahaya bukan?

Omong-omong soal pacaran, ternyata sekarang ada gosip baru tentang pacaran Islami. Ini kabar bener atau cuma upaya melegalkan aktivitas baku syhawat itu? Malah disinyalir, katanya banyak pula yang melakukannya adalah anak Rohis/anak masjid. Artinya mereka itu pengen Islam, tapi pengen pacaran juga? Ah, ada-ada saja! Masak 'segila' itukah kasusnya? Kalo ternyata benar, bagaimana dengan yang lain yang bukan 'anak masjid/anak rohis'? Weleh-weleh berat juga ternyata, ya?

Nggak Ada Pacaran Islami!

Memang betul, kalo dikatakan bahwa ada anak masjid yang meneladani tingkah James Van Der Beek dalam serial Dawson's Creek tapi bukan berarti kemudian dikatakan ada pacaran islami. Itu nggak benar. Tetap saja, siapapun yang melakukan aktivitas maksiat, tetap saja berdosa. Jangan karena yang melakukan adalah anak masjid lalu ada istilah pacaran Islami. Nggak bisa, jangan-jangan nanti kalo anak masjid kebetulan lagi nongkrongin judi rolet, disebut judi islami? Wah gawat bin bahaya, Non!

Tapi mungkin bukan itu yang dimaksud. Kita yakin kok, kalo yang namanya pacaran secara 'radikal', pasti anak masjid/anak rohis nggak bakal melakukannya. Malu. Bisa jadi itu alasannya. Tapi masalahnya adalah bagaimana ketika mereka mengekspresikan rasa cintanya, karena beliau-beliau juga manusia seperti kita. Barangkali sebagian anak masjid ataupun anak rohis menganggap boleh-boleh saja bila aktivitas pacaran itu tidak sebrutal pada umumnya. Boleh jadi itu dugaan dan anggapan. Disinilah perlunya pemahaman Islam yang benar dan tinggi. Jangan sampai aktivitas maksiat berubah menjadi halal hanya gara-gara pake embel-embel Islam. Nggak bisa dan memang nggak benar.

Tentu lucu bin menggelikan dong, bila suatu saat nanti teman-teman remaja yang berstatus anak masjid atau aktivis dakwah terkena 'virus' cinta kemudian mengekspresikan cintanya lewat pacaran. Tapi inget, aktivitas itu nggak bisa disebut pacaran islami, karena memang nggak ada istilah itu. Jangan salah sangka, mentang-mentang pacarannya pake jilbab, baju koko dan berjenggot, lalu mojoknya di masjid, kita sebut aktivitas pacaran Islami. Wah salah besar, itu. Dan yang jelas dosa besar! Suer, kita juga nggak pernah dengar istilah daging babi islami, hanya gara-gara disembelihnya dengan menyebut nama Allah, misalkan. Ya nggak? Begitulah, tak ada istilah pacaran islami, seperti halnya tak ada istilah daging babi islami. Catet itu, Brur!

Lalu bagaimana dengan sepak terjang teman-teman remaja yang terlanjur menganggap aktivitas baku sayhwatnya sebagai pacaran islami? Tentu saja itu dosa. Sekali lagi dosa! Iya dong, soalnya siapapun yang melakukan kemaksiatan jelas dosa sebagai ganjarannya. Apalagi anak masjid ataupun anak rohis. Malu-maluin aja.
Jadi memang pacaran islami itu nggak ada. Tapi kenapa istilah itu bisa muncul? Boleh jadi karena teman-teman remaja yang punya semangat keislaman tapi miskin tsaqofah(pemahaman) Islamnya. Modalnya cuma semangat doang. Karuan saja itu sangat berbahaya. Bukan apa-apa, mencintai Islam nggak cukup modal semangat yang menyala. Ilmunya juga kudu dipelajari. Kalo nggak kenal, tentu saja kita nggak bakal sayang sama Islam. Makanya harus mengenal Islam lebih jauh. Supaya bisa 'menyayanginya'. Bahkan akan membelanya jika ada orang yang berusaha memadamkan cahaya Islam. Remaja yang mencintai Islam tentu saja nggak bakal menodai Islam dengan aktivitas maksiatnya, seperti pacaran, misalkan. Itu nggak baik dan memang nggak bener. Kalo kamu dilanda cinta, kan nggak mesti diwujudkan dalam bentuk pacaran, iya, nggak?

Bagaimana Mengendalikan Cinta?

Siapa bilang cinta tak bisa dikendalikan? Bisa, Brur! Malah kalo tahu aturan mainnya enjoy saja, tuh. Barangkali yang merasa sulit mengendalikan cinta karena memang terlalu memanjakan hawa nafsunya. Bener kan? Aduh, bila yang terjadi demikian, berarti memang rada-rada sulit untuk bisa mengendalikan. Ibarat kamu lagi sakit, tapi tak berusaha untuk menyembuhkannya. Pantangan malah diterjang, ya, gawat. Gimana mau sembuh?

Memang betul, bila hati tengah dilanda cinta, serasa dunia milik sendiri dan cuma ingin membaginya kepada seseorang yang selalu ada di hati. Kemana saja dan di mana saja selalu ingat si dia (tapi hati-hati, jangan sampai lihat 'saudara-saudaranya' di kebun binatang jadi ingat si dia juga). Malah tak jarang yang akhirnya harus menderita karena cinta pula. Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam kitabnya yang berjudul "Raudhah Al Muhibbin wa Nuzhah Al Musytaqin" alias "Taman Orang-orang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu" mengutip sebuah kisah tentang 'kuatnya' cinta yang mampu membuat pelakunya tetap mencintai meski kekasihnya sudah di alam kubur. Heboh juga, ya? Atau kisah kasih Romeo and Juliet karya William Shakespeare yang evergreen alias selalu fresh. Sampai-sampai ada parodinya, Rojali dan Juleha, film Indonesia yang dibuat tahun 70-an dan dibintangi Benyamin S., Nanu "Warkop", dan Ida Royani. Bukan hanya itu, Chris Klein, Leelee Sobieski, dan Josh Hartnett ikut menghangatkan film remaja paling anyar, Here on Earth pun bikin remaja dibuai dengan percintaan. Itulah fakta bahwa cinta memang bikin hidup lebih hidup (sori, nggak bermaksud nyontek pameo Losta Masta!)

Dan perlu diketahui 'virus' cinta bisa menimpa siapa saja, termasuk anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah/kampus. Iya, dong, soalnya mereka juga manusia. Bisa sedih, bisa gembira. Sangat mungkin untuk sakit hati, dan sekaligus bisa berbunga-bunga. Namun tentu saja kadar kesedihan dan kegembiraannya berbeda-beda satu sama lain. Nah, berkaitan dengan urusan cinta ini, anak masjid bukan berarti 'ma'sum' dari melakukan aktivitas itu. Bisa saja mereka berbuat begitu. Tapi tentu saja, akan sangat hebat bila ketaatan kepada Islam mampu menenggelamkan hawa nafsunya dari berbuat maksiat. Disinilah perlunya ilmu untuk mengendalikan cinta supaya nggak liar tak karuan. Kalo liar bisa gawat. Apalagi menimpa anak masjid atawa aktivis dakwah di sekolah. Malu dong, kalo sampe aktivis dakwah pacaran. Bukan hanya memalukan, tapi juga dosa.

Setiap orang boleh mencintai dan dicintai. Itu haknya, termasuk remaja seusia kamu. Tapi bukan berarti kemudian menghalalkan segala cara, seperti melakukan pacaran. Brur, aktivitas itu sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Kamu kan seorang muslim, masak mau melakukan tradisi yang bukan berasal dari Islam. Suer, budaya pacaran itu tak dikenal dalam kamus ajaran Islam. Nggak ada itu. Catet, ya! Yakin deh, cinta itu bisa dikendalikan. Yang nggak bisa itu adalah dimatikan. Ini memang urusan hati. Jadi sejauh mana hati kita bisa menahan hawa nafsu yang bergejolak dalam gairah jiwa muda kita. Kamu tetap harus tahu aturan main dalam Islam. Wajib kamu ketahui, bahwa
Islam tak pernah mengekang umatnya. Kalaupun ada aturan yang menurut kamu mengekang aktivitas kamu. Kamu jangan salah paham. Itu adalah upaya Islam untuk menyelamatkan umatnya. Ya, itulah 'risiko' kamu milih Islam, yang tentu saja itu adalah pilihan terbaik buat kamu.
Lalu bagaimana langkah riil dalam mengendalikan cinta? Begini sobat, hal yang paling mendasar sebagai seorang muslim kamu kudu beriman kepada Allah SWT. Dan keimanan kepada Allah itu bukan cuma mengimani keberadaan-Nya saja, yakni hubungan penciptaan (shilatul kholqi), tapi sekaligus harus ada hubungan ketaatan terhadap perintah-perintah Allah (shilatul awaamir). Nah, dengan kata lain, wajib taat terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Firman Allah SWT:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata." (Al Ahzab: 36).

Ketaatan kamu itu akan menciptakan dinding yang tebal agar kamu tak tergoda untuk melihat atau melakukan aktivitas yang tak diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Terus kamu juga kudu memahami bahwa perasaan cinta itu muncul jika ada rangsangan dari luar. Maka langkah bijak dan logis adalah menutup seluruh peluang yang bisa membuat kamu tergoda untuk melakukannya. Hindari aktivitas yang menjurus kepada pikiran-pikiran kamu tentang cinta yang liar sehingga kamu merasa gatal bila tak menempuh jalur pacaran untuk mengekspresikan cinta kamu. Sebaliknya kamu harus menyibukkan diri dalam aktivitas yang tidak bersentuhan dengan perasaan-perasaan cinta terhadap lawan jenis kamu. Olah raga atau full ngurus pengajian, insya Allah cara itu bisa mengusir keinginan kamu untuk melakukan pacaran.

Pilih mana; Nikah atau Zina?

Idih, ngeri bin serem! Pilih nikah dong! Aman dan dapat pahala. Iya, nggak? Tapi sebentar, kita kan masih sekolah, masak mau nekat nikah, sih? Ya, itu persoalannya.

Jadi begini sobat, tadi kita sudah sepakat bahwa tak ada istilah pacaran islami. Betul, kan? Terus kamu juga sudah tahu bagaimana mengendalikan cinta. Masalahnya sekarang tak ada jalan lain bila kamu tetap ngotot ingin menyalurkan 'aspirasi' kamu kepada lawan jenis kecuali nikah. Nikah adalah sarana legal dan aman secara syar'i untuk menumpahkan kasih sayang kita seutuhnya kepada lawan jenis kita. Firman Allah SWT.:

وَمِنْ ءَايَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." (Ar Ruum: 21)

Bahkan Al Quran juga menyisipkan larangan untuk berbuat zina. Allah SWT berfirman:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al Isra: 32).

Inilah Al Quran pedoman yang paripurna yang bakal menyelamatkan kita.
Nah, itu memang tuntunan Al Quran. Tapi lain lagi dengan tuntunan para selebriti yang telah menancapkan pengaruhnya lewat perilaku hidupnya. Selebriti mana sih yang bersih dari perbuatan ini? Masih ragu-ragu menunjuk selebriti mana yang alim. Bukan apa-apa, ketika ia memilih karir dan 'pekerjaan' sebagai artis, sejak saat itulah ia mulai melangkah meninggalkan ajaran Islam yang suci. Terus terang, sudah menjadi rahasia umum kan bila mayoritas kehidupan kaum selebritis akrab dengan kemaksiatan.

Celakanya, remaja sekarang justeru mencontek abis gaya hidup artis pujaannya. Termasuk sebagian anak masjid, lho. Disinilah perlunya pemahaman Islam.

Kembali ke urusan cinta. Memang bila kamu tetap ngotot ingin berkasih-sayang dengan putri pujaan kamu. Atau untuk yang putri dengan 'Arjuna' pilihannya. Ya, sudah, nikah saja. Habis perkara. Iya, nggak? Kalo ternyata masih mikir-mikir karena masih sekolah. Mendingan keinginan itu 'dikubur' dulu untuk sementara. Kamu fokuskan dulu belajar. Tapi ingat, jangan coba-coba nekat untuk 'mendekati' kekasihmu dengan cara pacaran.

Soalnya Non, pacaran itu adalah pintu gerbang menuju perzinaan. Makanya, kita wanti-wanti banget jangan sampai kamu ngotot melakukan aktivitas baku syahwat yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.
Jadi sekali lagi, pacaran islami itu nggak ada dalam kamus ajaran Islam. Kalaupun boleh mengatakan, ada sih 'pacaran islami', yakni nikah dulu!
Begitu, Non!

So, say no to “Pacaran” before Nikah!!!
------------------------------------
artikel Muda Only
Read More - Pacaran Islami…>_<’????

Jumat, 13 Mei 2011

Memaknai kembali MARS AKU ANAK ROHIS

Aku Anak ROHIS
Selalu optimis
Berwajah manis
Berjengkot tipis tidak berkumis
Walau berkantong tipis tetap aktivis
........................................................
Ayo siapa yg masih ingat lirik diatas???
Saat ini mungkin ga banyak lagi yg tau lirik itu..
Tapi dulu beberapa tahun yg lalu lirik itu bagai sebuah penyemangat bagi kami para aktivis Rohis diseantero negri. Sebuah nasyid yg simpel dan mudah untuk disenandungkan.. bukan anak Rohis namanya klo ga hafal nasyid diatas.. ya karena nasyid ini yg pertama kali diajarkan saat kami masuk Rohis.
Kini setelah lebih seperempat abad berlalu, saat kembali kubaca lirik ini dalam sebuah blog teringat kembali memori indah itu, masa – masa indah putih abu-abu saat kuhabiskan sebagian waktuku bersama teman-temanku di Rohis, Sebuah Organisasi yang mengajarkan nilai-nilai Islam di dalamnya dan membentuk pribadi-pribadi muslim yang luar biasa. Dengan sebuah sentuhan Islam, seorang yang bukan siapa-siapa dahulunya, ketika bersentuhan dengan nilai-nilai Islam. Ia tumbuh menjadi sosok yang penuh motivasi dalam hidup , pembelajar keras dan tekun dan selalu berusaha menebarkan nilai-nilai kebaikan dalam lingkungan sekolahnya maupun rumahnya.
“ AKU ANAK ROHIS “ , sebuah nasyid yang sangat khusus ditujukan untuk ROHIS (Rohani Islam) sebuah ekstrakurikuler keagamaan di sekolah, baik ditingkat SMP, SMU maupun kampus. Mengapa karakter-karakter kebaikan, kepemimpinan , motivasi yang kuat hal tersebut bisa terjadi di ROHIS , karena dorongan bait kedua dari lirik nasyid tersebut yakni “ SELALU OPTIMIS “.Itulah keperibadian anak ROHIS, selalu memandang hidup dalam sudut pandang positif. Apapun kejadian hidup baik suka terlebih duka, akan disikapinya dengan OPTIMIS. Dalam kamus anak ROHIS “ Tak ada kata menyerah “ yang ada adalah berjuang dan terus berjuang. Keep Spirit
Hal menarik lagi ketika kita melihat isi dari bait ketiga yakni “ PUNYA CIRI-CIRI BERWAJAH MANIS “ itulah ciri-ciri anak ROHIS , wajah manis menandakan senyuman terindah, wajah manis menandakan kebahagian, wajah manis menandakan sebuah sikap yang memberikan kedamaian kepada siapa saja. Wajah manis adalah wajah kebaikan, ciri yang sangat luar biasa dari anak ROHIS, setelah memiliki kepribadian selalu optimis, ditambah dengan ciri berwajah manis, maka sosok anak ROHIS akan menjadi sosok yang rindukan dalam pergaulan, disenangi oleh orang-orang baik kawan, guru, orang tua, saudara dan sebagainya. Maka bila dapat ditafisrkan sosok anak ROHIS adalah sosok yang tak hanya manis wajahnya, namun manis pula dalam tutur kata baik SECARA LISAN MAUPUN TULISAN , dan juga sikap .
Bait ke empat “ BERJENGGOT TIPIS TIDAK BERKUMIS “ , ini adalah sebuah ciri yag dapat menggambarkan komitmen dari menjalankan ajaran-ajaran Islam. Memelihara jenggot adalah sebuah sunah Rasulullah SAW. Bila anak ROHIS sudah senantiasa berkomitmen dengan sunah Rasulnya, Insya Allah hal-hal yang merupakan ibadah wajib sudah senantiasa dilaksanakannya. Berjenggot tipis juga ciri anak ROHIS . Ia bagaikan tanda pengenal yang sederhana sebelum orang menilai anak ROHIS dari akhlaknya. Ahh sebuah tanda pengenal yang sangat sederhana, dan mungkin saat ini tanda tersebut sudah mulai hilang dari diri kami.
Hal terakhir dari bait Mars Anak ROHIS yaitu “ WALAU BERKANTONG TIPIS TETAP AKTIVIS “. Ini bait komitmen , janji yang harus tetap ditepati. Bahwa berkantong tipis menggambarkan kesulitan hidup , boleh dikatakan kesulitan ekonomi. Masing-masing orang memiliki problem masing-masing . Ada yang diberikan ujian kesulitan memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, membayar biaya sekolah atau kuliah, ongkos menuntut ilmu , bahkan ongkos untut berdakwah. Namun Anak ROHIS tetaplah anak ROHIS yang sampai kapanpun terhadap kesulitan tersebut tetap menjadi AKTIVIS. Ya Aktivis adalah pekerjaan dan hakikat amal yang penuh kemulian. Memaknai aktivis sebagai sosok-sosok yang menebarkan nilai-nilai kebaikan dimana saja dan kapan saja , agen perubahan bangsa dengan perbaikan dalam moralitas, pemikiran, dan aksi-aksi nyata . Karena itu pekerjan kantor, kesibukan mengurus diri, istri, anak dan keluarga, business, belajar disekolah, studi dikampus ataupun pekerjan –pekerjaan didunia lainnya, tak pernah seharusnya menjauhkan diri dari komitmen untuk tetap MENJADI AKTIVIS. Sebuah ungkapan yang indah “ Nahnu Duat Qabla Sa’I “ ( Kita adalah Dai sebelum menjadi segalanya ) .
Subhanallah sebuah syair penyemangat tersebut mudah-mudahan kembali menegaskan pada diri “ AKU ADALAH ANAK ROHIS yang memiliki keoptimisan, berwajah manis, jenggot yang tipis dan walau berkantomg tipis , AKU AKAN TETAP AKTIVIS.
Ya Rabb , Mari kita berdoa untuk diri dan rekan-rekan kita sesama aktivis dakwah dahulu, adik-adik kita yang masih di ROHIS dan seluruh anak ROHIS di muka bumi , Ya Rabb Jadikanlah kami tetap “ ANAK ROHIS “ yang akan selalu menjadi “ AKTIVIS “ hingga akhir hayat. (ac3p_hidayat@yahoo.co.id)
Read More - Memaknai kembali MARS AKU ANAK ROHIS

Kamis, 05 Mei 2011

Install CINTA KASIH

Customer Service (CS) : Ya, ada yang bisa saya bantu?

Pelanggan (P) : Baik, setelah saya pertimbangkan, saya ingin menginstal cinta kasih. Bisakah anda memandu saya menyelesaikan prosesnya?

CS : Ya, saya dapat membantu anda. Anda siap melakukannya?

P : Baik, saya tidak mengerti secara teknis, tetapi saya siap untuk menginstalnya sekarang. Apa yang harus saya lakukan dahulu?

CS : Langkah pertama adalah membuka HATI anda. Tahukan anda di mana HATI anda?

P : Ya, tapi ada banyak program yang sedang aktif. Apakah saya tetap bisa menginstalnya sementara program-program tersebut aktif?

CS : Program apa saja yang sedang aktif?

P : Sebentar, saya lihat dulu, Program yang sedang aktif adalah SAKITHATI.EXE, MINDER.EXE, DENDAM.EXE dan BENCI.COM.

CS : Tidak apa-apa. CINTA-KASIH akan menghapus SAKITHATI.EXE dari system operasi Anda. Program tersebut akan tetap ada dalam memori anda, tetapi tidak lama karena akan tertimpa program lain. CINTA-KASIH akan menimpa MINDER.EXE dengan modul yang disebut PERCAYADIRI.EXE. Tetapi anda harus mematikan BENCI.COM dan DENDAM.EXE. Program tersebut akan menyebabkan CINTA-KASIH tidak terinstal secara sempurna. Dapatkah anda mematikannya?

P : Saya tidak tahu cara mematikannya. Dapatkah anda memandu saya?

CS : Dengan senang hati. Gunakan Start menu dan aktifkan MEMAAFKAN.EXE. Aktifkan program ini sesering mungkin sampai BENCI.COM dan DENDAM.EXE terhapus.

P : OK, sudah. CINTA-KASIH mulai terinstal secara otomatis. Apakah ini wajar?

CS : Ya, anda akan menerima pesan bahwa CINTA-KASIH akan terus diinstal kembali dalam HATI anda. Apakah anda melihat pesan tersebut?

P : Ya. Apakah sudah selesai terinstal?

CS : Ya, tapi ingat bahwa anda hanya punya program dasarnya saja. Anda perlu mulai menghubungkan HATI yang lain agar untuk mengupgradenya.

P : Oops. Saya mendapat pesan error. Apa yang harus saya lakukan?

CS : Apa pesannya?

P : "ERROR 412 - PROGRAM NOT RUN ON INTERNAL COMPONENT". apa artinya?

CS : Jangan kuatir, itu masalah biasa. Artinya, program CINTA-KASIH diset untuk aktif di HATI eksternal tetapi belum bisa aktif dalam HATI internal anda. Ini adalah salah satu kerumitan pemrograman, tetapi dalam istilah non-teknis ini berarti anda harus men-"CINTA-KASIH"-i mesin anda sendiri sebelum men-"CINTA-KASIH"-i orang lain.

P : Lalu apa yang harus saya lakukan?

CS : Dapatkan anda klik pulldown direktori yang disebut "PASRAH"?

P : Ya, sudah.

CS : Bagus. Pilih file-file berikut dan salin ke direktori "MYHEART" MEMAAFKAN-DIRI-SENDIRI.DOC, dan MENYADARI-KEKURANGAN.TXT. sistem akan menimpa file-file konflik dan mulai memperbaiki program-program yang salah. Anda juga perlu mengosongkan Recycle Bin untuk memastikan program-program yang salah tidak muncul kembali.

P : Sudah. Hei! HATI saya terisi file-file baru. SENYUM.MPG aktif di monitor saya dan menandakan bahwa DAMAI.EXE dan KEPUASAN.COM dikopi ke HATI. Apakah ini wajar? v CS : Kadang-kadang. Orang lain mungkin perlu waktu untuk mendownloadnya. Jadi CINTA-KASIH telah terinstal dan aktif. Anda harus bisa menanganinya dari sini. Ada satu lagi hal yang penting.

P : Apa?

CS : CINTA-KASIH adalah freeware. Pastikan untuk memberikannya kepada orang lain yang anda temui. Mereka akan share ke orang lain dan seterusnya sampai anda akan menerimanya kembali.

KotaSantri.com -
Read More - Install CINTA KASIH

Rabu, 04 Mei 2011

kisah malaikat dan 3 lelaki cacat

Ada tiga lelaki bertemu. Semuanya cacat. Lelaki pertama, terkena penyakit belang; kulitnya dipenuhi bercak-bercak putih. Lelaki kedua, botak; kepalanya tidak ditumbuh sehelai rambut pun. Sedangkan lelaki yang ketiga, buta; kedua matanya tidak bisa melihat apa-apa.

Lelaki yang tekena penyakit belang, berdoa kepada Allah, “ Ya Allah, Ya Tuhanku, sembuhkanlah aku dari penyakit belang yang menutupi kulitku dan membuat buruk rupa serta bentukku ini”.

Lelaki botak tidak mau kalah, dia menengadahkan kedua tangannya ke langit dan berdo’a, “ Ya Allah, Ya Tuhanku, sembuhkanlah diriku dari penyakit botak ini. Tumbuhkanlah rambut diatas kepalaku sebagaimana manusia pada umumnya”.

Tak ketinggalan, lelaki buta juga berdo’a,” Ya Allah, Ya Tuhanku, sembuhkanlah diriku dari kebutaan dan jadikanlah mataku bisa melihat sebagaimana manusia lainnya”.

Pada waktu do’a dipanjatkan, ada malaikat turun dari langit. Malaikat itu menjelma dalam bentuk seorang lelaki yang berwajah tampan bercahaya. Dia diutus oleh Allah swt untuk menguji ketiga lelaki tadi.
Lalu, sang malaikat mendekati ketiga lelaki itu. Dia menanyai mereka satu persatu, ihwal apa yang mereka minta, serta harta apa yang paling mereka sukai.

Lelaki berkulit belang menjawab ,” aku minta tubuhku berbentuk indah dan berkulit bersih mulus. Harta yang aku sukai adalah unta”.
Lelaki botak berkata,” kalau aku, minta rambut lebat dan hitam, yang membuat indah kepalaku. Sedangkan harta yang paling aku inginkan adalah sapi”.

Lelaki buta menyahut,” adapun aku, aku berharap Allah berkenan menyembuhkan mataku dan mengembalikan penglihatanku. Harta yang aku sukai adalah kambing”.

Setelah mendengar itu semua, malaikat mengusap kulit si belang dengan tangannya. Seketika itu juga, kulitnya berubah menjadi indah seperti yang dimintanya. Lelaki itu pun mendapatkan seekor unta yang sedang hamil tua.

copyright

Lalu, malaikat mengusap kepala lelaki botak. Tiba-tiba rambut yang hitam lebat telah menghiasi kepala yang tadinya botak, lantas malaikat memberinya seekor sapi yang sedang hamil tua.
Terakhir, sang malaikat mengusap mata lelaki buta, mata itu sembuh dan bias melihat seketika. Lalu malaikat itu juga memberinya kambing yang sedang hamil tua.

Waktu terus bergulir. Hari-hari telah berlalu, dan tahun telah berganti tahun. Ketiga Lelaki itu hidup dalam kemakmuran dan kecukupan. Mereka semua menjadi orang kaya yang terpandang dan dihormati orang. Lelaki pertama memiliki ratusan unta. Lelaki kedua sapinya telah beranak pinak tak terhitung jumlahnya. Sementara itu, lelaki ketiga telah memiliki kandang kambing yang banyak jumlahnya.

Allah ingin menguji ketiga lelaki itu. Dia mengirim kembali malaikat yang dulu pernah dikirim untuk menyembuhkan mereka. Kali ini, malaikat itu menjelma sebagai lelaki yang miskin, pakaiannya kumuh dan compang camping.

Mula-mula, malaikat itu pergi menemui lelaki pertama dan berkata,” aku minta padamu dengan nama Allah yang memberimu tubuh indah dan harta melimpah, aku minta engkau berkenan memberiku bekal untuk melanjutkan perjalanan”. Lelaki pertama itu menjawab, “ ini hartaku, Aku warisi dari kakekku. Aku banyak urusan, pergilah! Tak ada bagian untuk pengemis kumuh dan pemalas sepertimu”.

Malaikat itupun pergi meninggalkan lelaki pertama dan beranjak menuju lelaki kedua dan berkata,” aku minta kepadamu dengan nama Allah, Tuhan yang memberikan rambut indah dan harta melimpah. Sudilah kiranya kau membantu saudaramu yang miskin ini dengan sedikit kenikmatan yang ada padamu?”. Lelaki kedua menjawab,” aku warisi harta ini dari nenek moyangku, pergilah kau dari sini wahai pengemis gembel!!!”.

Malaikat itupun pergi meninggalkannya untuk menemui lelaki ketiga. Setelah bertemu dia berkata,”aku minta padamu dengan nama Allah, Tuhan yang mengembalikan penglihatanmu. Berilah aku seekor kambing saja dari yang engkau punya, agar aku dapat meminum susunya dalam perjalanan”.

Lelaki ketiga menjawab,” ya aku dulu memang buta, lalu Allah mengembalikan penglihatanku. Sebagai rasa syukurku ambillah beberapa kambing yang kau suka dan sisakan sebagian. Demi Allah aku tidak akan menghalangimu untuk ikut menikmati rizki yang telah dikaruniakan Allah kepadaku”.

Malaikat itu lalu berkata,” hartamu akan tetap menjadi milikmu. Allah swt telah menguji kalian bertiga. Allah memberikan ridha-Nya padamu, karena kamu mau mensyukuri nikmat dan mau menyedekahkan sebagian rizki yang diberikan Allah kepadamu. Namun Allah murka kepada kedua temanmu yang telah mengingkari nikmat-Nya dan tidak mau bersedekah. Kini mereka berdua kembali seperti sedia kala. Yang satu kulitnya kembali belang dan hartanya lenyap. Dan yang satunya lagi kembali botak dan miskin, tidak memiliki apa-apa”.

“sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. ( QS. Ibrahim : 7 )

====
semoga kita termasuk hamba2-Nya yang pandai bersyukur.

copyright : viani.abatasa.com
Read More - kisah malaikat dan 3 lelaki cacat

Selasa, 03 Mei 2011

Garis perjuangan Rohis 10

Assalaamualaikum ya akhi.. ya ukhti..
Salam2 hai saudaraku semoga Allah merahmatimu..
Salam2 wahai semua semoga hidup jadi bahagia..
Bila hati terasa sedih
Bila jiwa terasa hampa
Mungkin kita sudahlah lupa..
Berdzikir tenangkan jiwa..
Sepenggal lirik dari kang opick diatas agaknya pas untuk menyapa kita semua..
Yap,, teristimewa & terspesial untukmu saudara2ku pilihan Allah.. yg InsyaaAllah slalu dirindukan syurga (Amiin...)
Teristimewa & terspesial Untuk generasi dengan satu ciri
penuh percaya diri kepd Rabbi
dg jati diri Islam yang mandiri
tuntun umat pada satu tuju yg hakiki
Generasi ini bukan sensasi
bukan halusinasi kolaborasi generasi ini realisasi
dari perjuangan panjang penuh penantian..

Hmm.. begitulah.. gambaran singkat kita saat ini teman..
Perjuangan panjang penuh penantian yg kini berbuah generasi ..

Tapi tahukah kamu bagaimana kita dulu..
bagaimana kita memulai langkah menyusuri perjuangan panjang ini..
tahukah kamu ..ribuan keringat, peluh dan airmata telah membasahi perjuangan ini..
tahukah kamu saat langkah ini tertatih.. terseyok-seyok saat kerikil tajam menghalani perjuangan panjang ini........
hmm..biarlah itu semua menjadi saksi atas perjalanan panjang kita.. perjalanan panjang yang insya Allah menghantarkan kita ke SyurgaNya...
semoga bisa menjadi ticket masuk menuju studio indahNya.. Amiin
yuk lanjut..

Now, siapa sih yg g kenal dg Rohis10,, kalangan pelajar guru bahkan mahasiswa yang aktif di unit kegiatan mahasiswa islam pasti ga asing lagi dg Rohis SMAN 10 Pekanbaru.. (wuih keren..smoga Allah tetap jd tujuan utama ga boleh ujub)

Btw,gimana sih awal berdirinya Rohis diSMA 10 Pekanbaru..
Kapan pastinya Rohis 10 berdiri,, g ada yang tau pasti.. yang jelas tahun 2000 silam udah ada upaya pembentukan Rohis 10. But, karena belum maksimal jadinya upaya itupun tidak berjalan..
Sampai pada akhirnya tahun 2002 Rohis10 berdiri dengan ditangani langsung oleh YPPI Cendekia yang saat itu ditangani langsung oleh ketuanya “Bpk Dian Sukheri”
Nah,Berhubung pergerakan alumni SMAN10 udah mulai kelihatan ni,, pengelolaan Rohis10 pun dialihkan dari Bpk Dian sukheri ke kak Benny Heltonika yang saat itu masih kuliah diFaperika Unri (sekarang jd Direks YPPI CR)
Sedang penanggung jawab akhwatnya saat itu kak dianti (adiknya Bpk dian sukheri)
Kondisi Rohis saat itu masih belum maksimal,, salah satu faktor penghambatnya karena mentoring akhwat diadakan di UNRI sehingga ada kejenuhan dari teman-teman Rohis untuk ikut mentoring. Juga pengelolaan Rohis yang masih bersifat induvidual antara Rohis ikhwan & Rohis akhwat (kurang koordinasi)
6 bulan setelah itu PJ Akhwat dialihkan ke kak Corry (alumni SMAN8)
Dan diTahun 2003 PJ Ikhwan dialihkan ke kak Desrino (Alumni Tahun 2001, yang saat itu masih kuliah diFaperika UNRI)
Ditahun ini mulai kelihatan bibit unggul Binaan Rohis 10 yaitu kak taufik, kak riski Dkk (alumni tahun 2005) dan di Akhwat yesi (2003) lisa(2004)
Tahun 2003 PJ akhwat dialihkan ke kak Yanti dan di Tahun 2004 PJ Ikhwan dialihkan ke kak Aprizal (Alumni angkatan 2000)
Ditahun ini juga masih kurang koordinasi antara Rohis ikhwan & akhwat program-program Rohispun banyak yang tidak terlaksana.. (so sad...)

Kemudian diPertengahan tahun 2004 PJ akhwat dialihkan ke kak nining yang waktu itu kuliah di Fisipol UNRI) ditahun inilah koordinasi dan pembenahan-pembenahan Rohis mulai dilakukan..

Yap tahun gebrakan besar-besaran.. dimana teman2 Rohis mulai menunjukkan keseriusannya untuk jd yg terbaik ga hanya dunia tp jg di akhirat InsyaaAllah..
Perbaikan struktur, pembenahan Program kerja dan terpenting lagi.. pemback upan yg dilakukan oleh para alumni..
sampai akhirnya Rohis10 mulai menampakkan giginya dan mendapat pengakuan dari Rohis2 Se Pekanbaru.
Seiring berjalannya waktu peralihan PJ pun dilakukan 2006 PJ ikhwan dialihkan ke kak riski (AL’05)–> kak teguh(AL’06) –> kak dani(AL’08) -> Kak Dedy (AL'10)
2007 PJ akhwat dialihkan ke kak dini(AL’07) –> kak heti(AL’08) – >kak yuliza(AL’07)
Wah.. panjang jg perjalanan PJ kita ya...

Cerita ga berhenti sampai disini.. perlahan namun pasti Rohis 10 menunjukkan eksistensinya banyak perubahan besar yang dilakukan ga Cuma eksis didalam sekolah tapi juga kegiatan2 diluar sekolah. Rohis10pun aktif menyumbang piala ke kesekolah sebagai bukti eksistensinya..
Mulai dari juara nasyid, mading, cerdas cermat, puisi, cerpen dll
dan satu lagi Rohis Ok Akademik jg Ok.. sibuk diRohis bukan berarti melalaikan sekolah.. anak2 Rohis jg para Jawara Kelas Lho..

dan..Banyak perubahan kini.. setengah abad sudah.. Rohis 10 masih berkarya..
Terimakasih untuk semua pihak yang telah membantu perjuangan ini..
Walau terkadang pasang surut itu datang silih berganti.. tapi ketahuilah..
Kemenangan kita yang paling besar bukanlah karEna kita tidak pernah jatUh,melainkan karena kita bAngkit setiap kAli kita jatuh
Big THX ... 4aLL
Kak beni, kak ijal, kak rino, kak nining... dan kakak2 lain para perintis ..
Lihatlah kami kini.. maju,, besar berkat sentuhan awalmu

Bagiku Rohis 10 Bukanlah segala-galanya.. tapi segala-galanya berawal dari Rohis10..

Kepada jiwa-jiwa Qur'ani, "Qum Fa andzir"..., Kehadiran kalian telah dinantikan, tetesan air penyejuk iman jangan sampai disia-siakan, Sabda Rasulullah : "Sampaikan dariku walau satu ayat", Langkah kaki telah diayunkan, persimpangan jalan dihadapan mata, Wa tsiyabaka Fa Thohhir, setiap kita pernah bersalah dan ampunan Allah seluas bumi dan langit ...
MARI BERKONTRIBUSI,, Aku,kamu dan ukhuwah karena ALLAH

Sumber ALKENA pengurus06 angk’07 (walau gagal cetak)
Read More - Garis perjuangan Rohis 10

Jangan lupakan hal sepele

Kisah nyata I
Ketika kuliah kami mengadakan acara pelatihan di puncak. Saat itu salah seorang teman, yang menjabat posisi penting di organisasi kemahasiswaan, bertugas menjadi pembicara pada pelatihan tersebut. Ia meminta rekannya untuk menfoto kopi materi untuk dibagikan ke peserta pelatihan.
Setelah semua persiapan siap, ia buru-buru pergi, menyetir mobil menuju tempat acara.
Setelah 15 menit perjalanan ia baru ingat temannya lupa memberikan fotokopian materi sehingga ia harus kembali mengambilnya.
Artinya ia kehilangan 30 menit dan mungkin membuatnya terlambat.
Karena ia biasa tepat waktu maka ia berusaha mengejar waktu.
Ia menyetir sedikit lebih cepat.
Beberapa menit kemudian ...byarr
Seluruh kaca depan mobil minibus yang disetirnya hancur karena menabrak seorang wanita dan wajah korban tepat menghantam kaca mobilnya.
Beruntung wanita itu selamat, hanya saja harus kehilangan beberapa gigi depannya.
Sebuah kecelakaan yang hampir merengut nyawa seseorang terjadi hanya karena lupa membawa hasil foto kopian.

Kisah nyata II
Seorang ibu dari keluarga berada ditemukan tewas di balik stir dalam sebuah kecelakaan mobil di daerah Cibubur Jakarta Timur. Mobilnya menabrak sebuah tiang begitu keras sehingga hancur dan membuat nyawanya melayang. Polisi datang ke TKP dan mengumpulkan berbagai informasi sebab kecelakaan.
Dari hasil investigasi di TKP tidak ada hal yang istimewa yang terjadi sebelum kecelakaan. Sampai akhirnya polisi menemukan bukti kuat yang paling mungkin sebagai penyebab kecelakaan tersebut.
Pada handphone ibu tersebut terdapat SMS yang baru dikirimnya beberapa detik sebelum kecelakaan. Kuat dugaan, ibu yang baru saja pulang dari mengantar anaknya ini tewas karena kehilangan konsentrasi menjawab SMS sambil menyupir.
Anak-anak kehilangan ibunya hanya karena sang ibu menjawab SMS sambil menyupir. Sungguh sangat disayangkan.

Apa hikmahnya.
Seringkali kita menganggap sepele masalah, padahal bisa berakibat fatal.
Kita menganggap menelepon teman atau keluarga adalah hal wajar.
Tapi kalau dia sedang naik motor mungkin konsentrasinya jadi terpecah, kalau dia di kendaraan umum mungkin mengundang kriminalitas, dan banyak kemungkinan lainnya.
Saran saya, telepon orang hanya untuk hal yang penting saja, jika kita tahu orang di kendaraan menyetir jangan telepon dulu.
Tentu saja yang menerima telepon juga jangan paksakan angkat HP kalau sedang menyetir.

Kadang kadang kita menyepelekan waktu.
Kita datang terlambat. Akibatnya teman kita yang tepat waktu mendapat hukuman karena menunggu. Karena kita terlambat, teman yang tepat waktu mungkin jadi harus terburu-buru mengejar waktu untuk acara lainnya.
Karena terburu-buru kecelakaan bisa terjadi.
Pernahkah terpikir kita datang terlambat atau lupa sesuatu bisa mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang?

Intinya, jangan sepelekan masalah.
Baik itu waktu, baik itu masalah kesehatan, baik itu masalah sekoah, kuliah, pekerjaan, atau keluarga.
Karena mungkin bisa berdampak jauh lebih buruk dari yang kita kita.
Read More - Jangan lupakan hal sepele
 
>> >>Terima Kasih Telah Mengunjungi Website ResmiRohis SMAN 10 Pekanbaru™ , Di Sini Insya Allah Sahabat Akan Mendapatkan Berbagai Macam Ilmu dan Informasi yang Bermanfaat Seputar Islam dan Seputar Rohis SMAN 10 Pekanbaru || Kritik, Komentar dan Saran dari Sahabat Sekalian Sangat Kami Butuhkan Agar Rohis SMAN 10 Pekanbaru™ Menjadi Lebih Baik Kedepannya || Kami adalah Mata Air Kebangkitan Islam ||<< <<
Copyright © 2010 - All right reserved | designed by Berry Hardisakha | Published by Didit Rinjano
Proudly powered by Blogger.com | Best view on mozilla, internet explore, google crome and opera.

Selamat Datang di Rohis SMAN 10 Pekanbaru

Terimakasih telah mengunjungi web Ro-X. Web ini di buat dengan tujuan agar orang lain dapat mengetahui tentang agenda agenda kami. Kritik dan saran dari sahabat sangat kami harapakan agar web Ro-X dapat berkembang lebih baik lagi ^_^v Kami Adalah Mata Air Kebangkitan Islam

Sekilas Tentang Ro_X

Ro-X mempunyai Visi : (1). Menjadikan jiwa-jiwa yang beriman dan selalu bertaqwa kepada Allah SWT. (2). Menjadikan pemuda islam yang tangguh dan mempunyai nilai kompetensi yang tinggi. (3). Menyebarkan nilai-nilai islam melalui pribadi muslim yang tangguh. Sedangkan Misi Ro_X : Menjadikan Ro_X sebagai wadah untuk membentuk kepribadian siswa/i muslim yang baik dari segi spritual, emosional maupun intelektual Ro-X juga mempunyai agenda, antara lain : Mentoring, Mukhoyam, TDF (Training Da'wah Fardiyah), Rihlah/Hiking, Keputrian, Muharram Fair, Open House, Nasyid, Mading, Teater, LDK, Teafort dan Mabit.

Info